Puisi: Selalu Hidup (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Selalu Hidup" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan semangat hidup, ketabahan, dan kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan dan ...
Selalu Hidup

Dan ketika aku melihat dari kebunku ke bawah,
ke sawah tunggul jerami di tanah yang rekah,
dan dari sana memandang ke bukit kering merana,
terus ke hutan hijau di baliknya,
sampai ke gunung yang permai bersandar di langit biru,
maka masuklah bisikan ke dalam hatiku:
Hidup ialah maju bergerak,
selalu, selalu maju bergerak,
gembira berjuang dari tingkat yang satu ke tingkat yang lain.

Topan, datanglah engkau menyerang!
Malang, datanglah engkau menghalang!
Kecewa, engkaupun boleh datang mendera!
Badanku boleh terhempas ke bumi!
Hatiku boleh hancur terbentur!
Wahai, teman, besi baja yang keras
hanya dapat ditempa dalam api yang panas.

Dan Tuhan,
berikan aku api senyala-nyalanya!
Tiap-tiap beta keluar dari nyalamu,
terlebur dalam bakaran apimu,
nampak kepada beta:
Dunia bertambah jelita!
Diriku bertambah terkarunia!
Dan engkau, Tuhan, bertambah mulia!

21 Agustus 1937

Sumber: Pujangga Baru (1937)

Analisis Puisi:

Puisi "Selalu Hidup" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah karya yang menggambarkan semangat hidup, ketabahan, dan kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.

Makna Alam dan Perjalanan Hidup: Penyair menggambarkan perjalanan pandangannya dari kebunnya yang sederhana hingga ke gunung yang megah. Dalam perjalanan ini, ia memandang berbagai aspek alam, mulai dari sawah yang kering hingga hutan hijau dan gunung yang menjulang. Ini mencerminkan perjalanan hidup manusia, dengan segala tantangan, hambatan, dan keindahan yang ada di sepanjang jalan.

Semangat Maju Bergerak dan Bertahan: Puisi ini menekankan semangat untuk terus maju, meskipun dihadapkan pada rintangan dan kesulitan. Penyair dengan tegas menyatakan bahwa hidup adalah tentang terus maju, melangkah dari satu tingkat ke tingkat berikutnya, dan tetap gembira dalam perjuangan.

Tantangan Hidup Sebagai Penguat: Penyair mengundang topan, kesialan, dan kekecewaan untuk datang menantangnya. Dia menyadari bahwa kehidupan tidak akan pernah bebas dari cobaan dan kesulitan. Namun, ia menerima tantangan ini sebagai kesempatan untuk menjadi lebih kuat dan lebih tangguh.

Kekuatan Spiritual dan Kepercayaan pada Tuhan: Puisi ini mencerminkan kekuatan spiritual penyair dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dia memohon kepada Tuhan untuk memberinya kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan. Penyair yakin bahwa setiap kali ia melewati cobaan, dia akan bertambah kuat dan Tuhan akan semakin mulia dalam pandangannya.

Puisi "Selalu Hidup" adalah sebuah pengingat akan pentingnya semangat, ketabahan, dan kekuatan spiritual dalam menghadapi perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan. Puisi ini merupakan sebuah penggambaran tentang bagaimana seseorang bisa melihat tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang, serta memperkuat hubungannya dengan yang Maha Kuasa.

Puisi: Selalu Hidup
Puisi: Selalu Hidup
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.