Puisi: Sop (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Sop" karya Sutardji Calzoum Bachri memancing refleksi mendalam tentang alam manusia dan kondisi keberadaannya. Dengan penggunaan imaji yang ...
Sop

aku sedang makan sop hitam
dari darahku
dan menghisapnya sampai perutku besar
darahku penuh anjing anjing hitam
melolong menggigit jam
jantungku memompakan kucing-kucing hijau
melingkari pinggang hutan
darahku berteriak
berdentum-dentum
dalam kamus yang tak dicetak
dan tak diterbitkan
aku sedang makan sop hitam
dari darahku
dan menghisap
selahap lahap segila gilanya
seperti perempuan dalam film biru
menghisap lengan

1976

Sumber: Horison (Februari, 1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Sop" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran yang gelap dan menggelikan sekaligus. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imaji yang kuat, Bachri menciptakan sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna di balik metafora yang digunakan.

Metafora Darah dan Sop Hitam: Puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia metaforis di mana darah dipandang sebagai sop hitam. Ini bisa diartikan sebagai perwakilan dari kegelapan, kekerasan, atau bahkan misteri. Sop hitam yang diasosiasikan dengan darah menciptakan gambaran yang intens tentang keberadaan yang gelap dan penuh ketegangan.

Simbolisme Hewan: Penggunaan hewan, seperti anjing hitam dan kucing hijau, menambah lapisan kompleksitas dalam puisi ini. Anjing dan kucing seringkali memiliki konotasi yang berbeda dalam budaya dan mitologi. Anjing sering diasosiasikan dengan kesetiaan, keberanian, atau keganasan, sementara kucing bisa melambangkan keanggunan, kecerdasan, atau bahkan kejahatan. Prasangka dan mitos seputar hewan-hewan ini dapat memberikan interpretasi yang lebih dalam terhadap puisi ini.

Atmosfir yang Gelap dan Menyeluruh: Puisi ini menciptakan atmosfir yang gelap dan menyeluruh, yang diperkuat oleh penggunaan kata-kata seperti "melolong", "menggigit", dan "berdentum-dentum". Atmosfir ini menciptakan ketegangan dan ketidakpastian, membiarkan pembaca terjebak dalam suasana yang menegangkan dan mencekam.

Imaji Perempuan dalam Film Biru: Pada akhir puisi, terdapat referensi yang cukup kuat terhadap film biru, yang merujuk pada genre film dewasa atau pornografi. Imaji ini menambahkan unsur provokatif dan kontroversial dalam puisi, serta menggambarkan kegilaan dan kehausan yang ekstrem.

Kritik Sosial dan Eksplorasi Keberadaan Manusia: Puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai sebuah kritik sosial terhadap kekerasan, kegelapan, dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia. Bachri mungkin menggunakan metafora darah dan sop hitam untuk mengeksplorasi sifat-sifat manusia yang gelap dan ganas, serta kerentanannya terhadap hawa nafsu dan kehausan akan kekuasaan.

Puisi "Sop" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya yang memancing refleksi mendalam tentang alam manusia dan kondisi keberadaannya. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan atmosfir yang gelap, Bachri berhasil menciptakan sebuah karya yang memikat dan menggugah pemikiran.

Puisi: Sop
Puisi: Sop
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.