Puisi: Bayang Ibu (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Bayang Ibu" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya sastra yang menyentuh dan menggambarkan perjalanan hidup dari seorang anak yang harus .....
Bayang Ibu


Nak, ini tangga terakhir bagimu
tangan ibu akan kau lepaskan
kau lihat burung-burung di atas sana
sayapnya begitu perkasa
menerbangkan tubuhnya
cakrawala membentang luas
burung-burung begitu bebas
melayang-layang di udara.

Nak, kita tak punya sayap
hanya tangga demi tangga
yang kita daki meninggikan diri sendiri
di ujung tangga ini
Ibu melepaskan genggaman tangan kita
dakilah tangga berikutnya
bersama pandangan ibu
lihatlah jauh ke sana
rasakan kesendirian
di antara desau angin
merdekakan alam pikiranmu.

Nak, tangga yang kau daki
tak akan membawamu semakin tinggi
dari bayang ibu
ia akan mengembalikanmu ke bumi
menyatu bayang di tanah sepi
di sanalah ibu menanti
menggenggam tanganmu kembali

Nak, sebelum itu terjadi
mari kita meminjam sayap bidadari
kita mengembara ke makrifat sunyi.


Banda Aceh, 16 Juni 2014

Analisis Puisi:
Puisi "Bayang Ibu" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema perpisahan dan perjalanan menuju kedewasaan. Puisi ini menggambarkan hubungan seorang anak dengan ibunya yang mencerminkan pentingnya melepaskan genggaman dan menghadapi tantangan hidup untuk menjadi merdeka. Puisi ini juga menunjukkan kekuatan imajinasi dan harapan akan pencarian jati diri dan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.

Perpisahan dan Perjalanan Menjadi Merdeka: Puisi ini dibuka dengan sentuhan emosional saat sang ibu melepaskan genggaman tangan anaknya dan memberinya kesempatan untuk melihat burung-burung yang bebas melayang di udara. Hal ini mencerminkan momen perpisahan dan awal perjalanan anak itu sendiri menuju kedewasaan dan kemandirian.

Tangga sebagai Metafora Perjalanan: Pada puisi, "Nak, kita tak punya sayap / hanya tangga demi tangga / yang kita daki meninggikan diri sendiri," tangga digambarkan sebagai metafora perjalanan hidup. Setiap anak harus mendaki tangga-tangga kehidupan, belajar dari setiap langkah dan kesalahan, untuk mencapai kematangan dan pemahaman yang lebih dalam.

Kembali ke Bayang Ibu: Pada bagian selanjutnya, puisi menyampaikan bahwa walaupun anak itu mencapai puncak, ia akan kembali ke bayang ibu yang selalu menantinya. Ini mencerminkan rasa cinta dan dukungan ibu yang tetap ada meskipun anak telah tumbuh dewasa dan menjalani perjalanan hidupnya sendiri.

Meminjam Sayap Bidadari: Pada bagian akhir puisi, ada harapan dan imajinasi untuk meminjam sayap bidadari, yang menggambarkan kekuatan imajinasi dan cita-cita yang tinggi dalam mengeksplorasi jati diri dan alam pikiran yang lebih dalam.

Puisi "Bayang Ibu" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya sastra yang menyentuh dan menggambarkan perjalanan hidup dari seorang anak yang harus melepaskan genggaman ibunya dan menghadapi tantangan hidup untuk menjadi merdeka. Melalui metafora tangga dan sayap bidadari, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya perjalanan dan pengembangan diri dalam mencari pemahaman dan makna dalam kehidupan. Sentuhan emosional dan harapan dalam puisi ini memberikan kesan yang mendalam dan memotivasi pembaca untuk menghargai hubungan ibu dan meraih potensi dalam hidup mereka.


Puisi D. Kemalawati
Puisi: Bayang Ibu
Karya: D. Kemalawati
© Sepenuhnya. All rights reserved.