Puisi: Cut Nyak Dien, Aku Rela Rencongmu Menikam Dadaku (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Cut Nyak Dien, Aku Rela Rencongmu Menikam Dadaku" menggambarkan rasa pengabdian, pengorbanan, dan kesetiaan yang mendalam kepada pahlawan ...
Cut Nyak Dien,
Aku Rela Rencongmu
Menikam Dadaku

Kepada siapa kumohon
agar menandumu turun dari gunung puyuh
kembali ke rumahmu Lampadang
andai untuk itu aku menjadi pang laot
tikam saja rencong di dadaku
mati lebih berarti
dari pada dirimu terlunta selamanya.

Banda Aceh, 15 Januari 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Cut Nyak Dien, Aku Rela Rencongmu Menikam Dadaku" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya yang menggambarkan rasa pengabdian dan kesetiaan kepada Cut Nyak Dien, seorang pahlawan perempuan dari Aceh yang memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda. Dalam puisi ini, penyair menyampaikan perasaan rela untuk mengorbankan dirinya demi kebanggaan dan kemerdekaan daerahnya.

Pahlawan dan Kepahlawanan: Puisi ini mencerminkan penghargaan dan penghormatan terhadap Cut Nyak Dien, seorang pahlawan nasional Aceh yang dikenal karena kepahlawannya dalam memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Ia digambarkan sebagai sosok yang berani dan tegas.

Kesetiaan dan Pengabdian: Puisi ini menyiratkan rasa kesetiaan dan pengabdian yang mendalam kepada Cut Nyak Dien. Penyair menyatakan kesiapannya untuk mengorbankan diri sendiri demi menyelamatkan Cut Nyak Dien dan meminta kepada siapa pun yang bisa membantunya untuk mengarahkan Cut Nyak Dien kembali ke rumahnya.

Korban dan Pengorbanan: Ungkapan "aku menjadi pang laot, tikam saja rencong di dadaku, mati lebih berarti" menggambarkan tingkat kesediaan penyair untuk mengorbankan dirinya demi kebaikan Cut Nyak Dien. Ini mencerminkan pengorbanan yang besar demi kemerdekaan dan kehormatan daerah mereka.

Asal-Usul Aceh: Puisi ini juga menyiratkan perasaan kedalaman sejarah dan budaya Aceh. Ungkapan "turun dari gunung puyuh" merujuk pada legenda asal-usul Aceh, yang melibatkan seekor burung puyuh. Hal ini menciptakan ikatan yang kuat antara perasaan nasionalisme dan warisan budaya Aceh.

Bahasa dan Ungkapan Emosional: Puisi ini penuh dengan ungkapan-ungkapan emosional yang kuat, seperti permohonan dan pernyataan kesediaan untuk mengorbankan diri. Bahasa yang digunakan mencerminkan rasa pengabdian dan cinta yang mendalam kepada pahlawan dan tanah air.

Puisi "Cut Nyak Dien, Aku Rela Rencongmu Menikam Dadaku" adalah penghormatan kepada seorang pahlawan perempuan yang berperan penting dalam sejarah perlawanan Aceh terhadap penjajah. Puisi ini menggambarkan rasa pengabdian, pengorbanan, dan kesetiaan yang mendalam kepada pahlawan dan tanah air.

D. Kemalawati
Puisi: Cut Nyak Dien, Aku Rela Rencongmu Menikam Dadaku
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.