Puisi: Harum Kembang Bulan Mei (Karya Doel CP Allisah)

Puisi "Harum Kembang Bulan Mei" karya Doel CP Allisah membawa pembaca melalui refleksi tentang pengalaman hidup dan arti kebijaksanaan yang ...
Harum Kembang Bulan Mei
(catatan bagi doel dan tia)

Dua puluh tahun rentang usia
apa yang kita jejaki sejauh itu
keresahan musim angin ini membawa berkah
bagi putik-putik kembang mekar
biarpun kegalauan masih membekas
pada masa-masa cinta yang kau temui
namun semua itu memberi kita
pengalaman manis pahit
memberi kita kearifan hidup
memberi kita warna-warna dunia
lalu kearifan itu menjadi tonggak ingatan
bagi langkah ke masa depan
kelahiran dan juga awal sejarah
tak pernah kita persiapkan dalam catatan ini
bagai kembang-kembang yang mekar
dan kemudian menjadi anugrah bagi kehidupan
ia sekali kita gapai (tanpa sengaja)
lalu kita bisa memilahnya sepanjang nafas
menjadi lebih berharga dan bermartabat
kelahiran dan juga kehidupan
adalah kewajiban untuk kita isi
dengan segala tanggung jawab
agar kelak kita yakin
kebajikan dan keburukan
adalah lorong tipis
yang mesti kita lalui
menuju keabadian
dan kita memulainya
di harum kembang bulan Mei!

Lhoksukon, 2004

Analisis Puisi:

Puisi "Harum Kembang Bulan Mei" karya Doel CP Allisah adalah sebuah perjalanan introspektif yang membawa pembaca melalui refleksi tentang pengalaman hidup dan arti kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman tersebut.

Refleksi atas Rentang Usia: Penyair memulai puisi dengan menggambarkan rentang usia dua puluh tahun, yang melambangkan perjalanan hidup yang telah dilalui. Rentang usia ini adalah periode di mana individu mengalami berbagai peristiwa dan pengalaman yang membentuknya menjadi orang yang mereka adalah saat ini.

Keresahan Musim Angin sebagai Berkah: Meskipun ada keresahan dalam hidup, seperti yang disimbolkan oleh "musim angin," penyair menganggapnya sebagai berkah. Kebahagiaan dan kesulitan hidup diibaratkan sebagai putik-putik kembang yang mekar di tengah-tengah keresahan, menunjukkan bahwa pengalaman hidup memberikan kedalaman dan kekayaan pada kehidupan.

Pengalaman Manis Pahit: Puisi ini merenungkan pengalaman hidup yang terdiri dari momen-momen manis dan pahit. Meskipun mungkin ada kegalauan dan kesedihan di masa lalu, pengalaman tersebut membentuk kebijaksanaan hidup yang berharga bagi individu.

Tonggak Ingatan dan Masa Depan: Penyair menganggap kebijaksanaan hidup sebagai tonggak ingatan yang membimbing langkah ke masa depan. Pengalaman hidup menjadi landasan yang mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan masa depan dengan kebijaksanaan dan kedewasaan.

Kewajiban Hidup dengan Tanggung Jawab: Puisi ini menekankan bahwa kelahiran dan kehidupan membawa tanggung jawab yang harus diemban dengan penuh kesadaran. Kebaikan dan keburukan adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui, dan individu diharapkan menjalaninya dengan integritas dan keteguhan hati.

Harum Kembang Bulan Mei sebagai Awal Perjalanan: Penutup puisi membawa pembaca kembali ke gambaran harum kembang bulan Mei, yang diibaratkan sebagai awal perjalanan menuju kehidupan yang penuh makna dan berharga. Bulan Mei menggambarkan kesegaran dan keindahan yang mewakili potensi baru dan peluang yang menunggu di masa depan.

Puisi "Harum Kembang Bulan Mei" adalah sebuah refleksi yang dalam tentang pengalaman hidup, kebijaksanaan, dan tantangan yang dihadapi oleh individu dalam perjalanan kehidupan mereka. Dengan menggunakan gambaran alam dan metafora, penyair menggambarkan keindahan dan kompleksitas kehidupan manusia, serta pentingnya belajar dan tumbuh dari setiap pengalaman. Ini adalah puisi yang menginspirasi pembaca untuk merenungkan arti hidup dan memahami bahwa setiap pengalaman, baik manis maupun pahit, memiliki nilai dan hikmah yang tak ternilai.

Puisi
Puisi: Harum Kembang Bulan Mei
Karya: Doel CP Allisah
© Sepenuhnya. All rights reserved.