Puisi: Kenangan Hujan (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Kenangan Hujan" karya Mustafa Ismail menggambarkan keceriaan dan kekhawatiran dalam setiap hujan. Puisi ini memperlihatkan bahwa hujan tidak ..
Kenangan Hujan


Dalam hujan, aku mencari tepi
menyiapkan beberapa lembar kertas, pena,
meneruskan surat-surat yang belum selesai
kutuliskan
juga mengerjakan PR sekolah, tugas kantor,
dan menulis jadwal berkunjung ke rumahmu
begitulah hari-hariku yang belum kau pahami
mengisi kotak arloji dengan kesibukan
sambil menjinakkan kebosanan

Juga mencari kartu pos, menulis namamu
berkali-kali dan membacanya berkali-kali pula
hujan menjadi ilustrasi sunyi
yang harus kuterjemahkan
dalam kemeja yang basah: bahwa demikianlah
suatu saat aku harus berjalan mendapatkanmu
tanpa payung,
tanpa angan-angan manis
yang diam-diam membentuk keinginan dan cita-citamu
terhadap hari-hari kita.


Lhokseumawe, 11 Desember 1995

Analisis Puisi:
Puisi "Kenangan Hujan" karya Mustafa Ismail menghadirkan gambaran tentang perasaan penulis di tengah hujan, dan bagaimana elemen alam tersebut mempengaruhi dan menciptakan kenangan. Berikut adalah analisis beberapa aspek dalam puisi ini:

Setting dan Atmosfer: Puisi ini dibangun di sekitar suasana hujan, yang menciptakan atmosfer kesejukan dan ketenangan. Hujan sering dianggap sebagai elemen romantis dan melankolis, yang ditransmisikan dalam setiap baris puisi.

Aktivitas Sehari-hari: Penulis menyajikan kehidupan sehari-hari yang terjadi di tengah hujan. Mulai dari menyelesaikan surat-surat yang tertunda, mengerjakan tugas-tugas, hingga membuat jadwal berkunjung, puisi ini memberikan gambaran kehidupan yang sibuk dan penuh tanggung jawab.

Simbolisme Hujan: Hujan di dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol keheningan atau kerinduan. Penulis menggunakan hujan sebagai ilustrasi tentang kekosongan yang harus diisi atau diatasi. Penggunaan kemeja basah sebagai gambaran fisik menambah nuansa kesan dan melibatkan pembaca secara lebih mendalam.

Keinginan dan Cita-Cita: Puisi menyentuh tentang harapan dan impian, terutama melalui referensi tentang mencari kartu pos dan membaca namamu berulang kali. Hal ini menunjukkan bahwa hujan tidak hanya menciptakan kenangan tetapi juga menjadi peluang untuk menyampaikan perasaan dan keinginan.

Tanpa Angan-Angan Manis: Baris terakhir menyoroti realitas dan ketidakpastian, terutama ketika penulis menyebutkan bahwa suatu saat harus berjalan mendapatkanmu tanpa payung dan tanpa angan-angan manis. Ini menunjukkan keberanian untuk menghadapi kenyataan dan ketidakpastian dalam hubungan.

Puisi "Kenangan Hujan" karya Mustafa Ismail adalah pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari di tengah hujan. Dengan merangkai kata-kata yang indah, penulis mampu menciptakan suasana yang menggambarkan keceriaan dan kekhawatiran dalam setiap hujan. Puisi ini memperlihatkan bahwa hujan tidak hanya sekadar fenomena alam tetapi juga sebuah medium untuk mengekspresikan perasaan, kenangan, dan harapan.

Puisi
Puisi: Kenangan Hujan
Karya: Mustafa Ismail
© Sepenuhnya. All rights reserved.