Puisi: Kesaksian Hati (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Kesaksian Hati" menggambarkan kondisi emosional yang mendalam dan penuh dengan beban yang terlalu berat untuk ditahan.
Kesaksian Hati

Inilah magma merah kenyal dan basah 
berisi selaksa gundah
tak tertampung kawah sajadah.

Banda Aceh, 29 Desember 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Kesaksian Hati" karya D. Kemalawati adalah karya singkat yang menggambarkan keadaan hati yang penuh dengan gundah dan penderitaan.

Magma Merah: Metafora "magma merah" menggambarkan intensitas emosi yang meluap-luap di dalam hati. Magma merah sering dikaitkan dengan api dan kemarahan yang menyala-nyala, menunjukkan bahwa emosi yang dirasakan sangat kuat dan membara.

Kenyal dan Basah: Deskripsi magma sebagai "kenyal dan basah" menambahkan dimensi sensori yang kuat ke dalam gambaran. Kata-kata ini menunjukkan bahwa emosi tersebut bukan hanya intens, tetapi juga terasa nyata dan menyentuh secara fisik.

Selaksa Gundah: Penggunaan kata "selaksa" untuk menggambarkan gundah menyoroti kompleksitas dan banyaknya beban emosional yang dihadapi. Ini menunjukkan bahwa hati penyair dipenuhi dengan berbagai macam penderitaan dan kegelisahan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Tak Tertampung Kahwa Sajadah: Sajadah sering digunakan dalam konteks agama Islam sebagai tempat sujud dalam ibadah. Dalam konteks puisi ini, "kawah sajadah" mungkin mengacu pada hati yang hampir meledak karena beban emosional yang terlalu berat untuk ditahan, seolah-olah tidak ada tempat yang cukup luas untuk menampungnya.

Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan padat, puisi "Kesaksian Hati" menggambarkan kondisi emosional yang mendalam dan penuh dengan beban yang terlalu berat untuk ditahan. Puisi ini menghadirkan citra yang kuat tentang kekuatan dan kompleksitas perasaan yang dialami oleh penyair.

D. Kemalawati
Puisi: Kesaksian Hati
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.