Puisi: Lagu Teror (Karya Doel CP Allisah)

Puisi "Lagu Teror" menggugah kesadaran akan penderitaan dan keganasan yang terjadi di Tanah Aceh. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan imaji ...
Lagu Teror

Engkau bagai angin menyusupi segala ruang
menggigilkan ladang yang ditinggal sunyi
menggigilkan tubuh, perempuan-perempuan yang tak
tidur dalam dekap gemetar tangan bayi
engkau tidak saja mengisi relung nafas dada-dada
tua
tapi adalah teror dinihari yang merayapi
negeri darah ”tanoh atjeh”
yang menorehkan luka menganga bagi generasi datang
turun-temurun, menjadi kado hitam bagi catatan sejarah

Engkau bagai angin yang menyusupi segala ruang
tak memberi kami pilihan ataupun harapan
selain sambungan nafas bagi ketakutan
dan anak-anak merekamnya dalam jiwa
sebagai dendam pagi hari

Wahai, tanah ini telah separuh terisi jiwa-jiwa
yang melayang bagi kemerdekaan semu
bagi kebebasan yang kusut masai
entah siapa, diam-diam berlindung di balik bayangan
dalam aroma kematian.


Analisis Puisi:

Puisi "Lagu Teror" karya Doel CP Allisah merupakan sebuah karya yang memperlihatkan ketidakpastian, ketakutan, dan penderitaan yang melanda masyarakat, khususnya dalam konteks konflik dan kekerasan yang terjadi di Tanah Aceh.

Gambaran Angin sebagai Metafora Teror: Penyair menggunakan angin sebagai metafora untuk menggambarkan teror yang menyusup dan menggigilkan segala ruang. Angin di sini menciptakan atmosfer ketakutan dan ketidakpastian yang meluas, menggambarkan kengerian dan kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat Aceh.

Keterpurukan dan Kesengsaraan: Puisi ini menggambarkan keterpurukan dan kesengsaraan yang melanda masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak yang hidup dalam ketakutan. Mereka tidak memiliki pilihan atau harapan selain menghadapi teror yang datang pada dini hari, meninggalkan luka batin yang dalam dan dendam yang mengakar.

Kritik terhadap Kondisi Sosial-Politik: Penyair secara implisit mengkritik kondisi sosial-politik yang mengarah pada kekerasan dan ketidakadilan di Tanah Aceh. Puisi menggambarkan bagaimana konflik bersenjata telah merusak harapan akan kemerdekaan dan kebebasan, meninggalkan jiwa-jiwa yang terluka dan melayang di antara bayangan kematian.

Pembangunan Identitas Lokal: Puisi ini juga menyoroti identitas lokal Aceh yang telah terpengaruh oleh kekerasan dan konflik. Ada penekanan pada pengalaman kolektif masyarakat Aceh yang menjadi bagian dari sejarah hitam yang terus menghantui dan membekas dalam ingatan.

Penggunaan Bahasa dan Imaji Kuat: Penyair menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang tajam untuk mengekspresikan penderitaan dan trauma yang dialami oleh masyarakat. Puisi ini menghadirkan gambaran yang kuat dan menggugah, memaksa pembaca untuk merenungkan dampak kekerasan dan teror terhadap kehidupan manusia.

Puisi "Lagu Teror" merupakan sebuah puisi yang menyentuh dan menggugah kesadaran akan penderitaan dan keganasan yang terjadi di Tanah Aceh. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang menggugah, Doel CP Allisah berhasil menggambarkan kengerian dan ketidakpastian yang melanda masyarakat, serta menyuarakan kebutuhan akan perdamaian dan keadilan.

Puisi
Puisi: Lagu Teror
Karya: Doel CP Allisah
© Sepenuhnya. All rights reserved.