Puisi: Mereka Berbaring dalam Kenangan (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Mereka Berbaring dalam Kenangan" karya D. Kemalawati menggambarkan dengan kuat semangat perjuangan dan pengorbanan para pejuang kemerdekaan, ..
Mereka Berbaring dalam Kenangan

Kutinggalkan simpang jam, taman Putro Phang,
Darul Isky dan Kandang sunyi
Kumasuki jalan Sultan Iskandar Muda
di sebelah kiri jalan replika kapal terdampar
mengajakku ke dalam
dari cerobong menjulang  kutemukan kubah bawang
kulihat lidah api menyala-nyala, di sana
wanita dari Lampadang menerobos barisan
“Lihat sendiri” pekiknya.
”rumah Allah dibakar, sampai kapan kita menjadi budak Belanda”

Langit memerah, kubah menyala darah
Orang-orang datang seperti gelombang
Garang telah bersarang siap menyerang
Takbir menjadi genderang
syair prang sabil menjadi parang
Di sana Kohler bukan ditikam
Timah panas mendekam di badan
Lelaki tanpa nama menyandang senapan
melangkah ke selatan

dari atas sana, tataplah ke depan
Meurah Pupok sendirian di sudut taman
Kerkhoff Peucut disanding di dinding depan
nisan menjulang dua ribu dua ratus hitungan
dari jenderal berbintang hingga prajurit tawanan
berbaring tenang namanya dikenang

dari pesawat Seulawah RI 001 di Blang Padang
kulihat Teungku Daud Beureueh berjalan terpuruk
di belakangnya nyala api tak pernah padam
di tiang pancang di sebuah ruang sang proklamator tersedu sedan
di depan para saudagar hidangan tak tersentuh tangan
dalam remang cahaya bulan
di antara cemerlang bintang
Abu berujar tenang, emas berbungkal jadikan uang
Dakota terbang terbangkan seluruh angan

di Meuraksa, adakah yang paling hitam dari daulat alam
maka jangan tanya tubuh siapa terkubur paling dalam
nama siapa tertulis paling depan
nisan siapa dipajang paling panjang
maka kukatakan padamu wahai wanita dari Lampadang
mereka lah yang berbaring dalam kenangan.

Banda Aceh, 10 Januari 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Mereka Berbaring dalam Kenangan" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya yang menggambarkan kenangan dan penghormatan terhadap para pahlawan dan pejuang yang telah berjuang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Setting Sejarah: Puisi ini menghadirkan setting yang sarat dengan nuansa sejarah, dengan menyebutkan nama-nama tempat dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tempat-tempat seperti taman Putro Phang, Sultan Iskandar Muda, Meurah Pupok, dan Kerkhoff Peucut menjadi latar yang memperkuat makna sejarah dalam puisi ini.

Pemberontakan dan Perlawanan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang semangat pemberontakan dan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Bahasa yang digunakan, seperti "Orang-orang datang seperti gelombang" dan "Takbir menjadi genderang, syair prang sabil menjadi parang", menggambarkan kegigihan dan keberanian para pejuang dalam menghadapi penindasan.

Penghormatan Terhadap Pahlawan: Dalam puisi ini, terdapat ungkapan penghormatan yang mendalam terhadap para pahlawan yang gugur dalam perjuangan kemerdekaan. Nama-nama yang disebutkan, dari jenderal hingga prajurit tawanan, diabadikan dalam kenangan yang abadi.

Simbolisme Kenangan: Puisi ini menggunakan gambaran tentang nisan-nisan dan pemakaman para pahlawan sebagai simbol kenangan yang abadi. Nisan-nisan yang menjulang dan nama-nama yang tertulis menjadi simbol pengorbanan dan pengabdian yang tak terlupakan.

Pertanyaan Retoris: Puisi ini diakhiri dengan serangkaian pertanyaan retoris yang menekankan pentingnya mengingat dan menghormati jasa-jasa para pejuang kemerdekaan. Pertanyaan-pertanyaan ini memperkuat kesan akan keabadian dan keagungan pengorbanan para pahlawan.

Dengan demikian, puisi "Mereka Berbaring dalam Kenangan" karya D. Kemalawati adalah sebuah puisi yang menggambarkan dengan kuat semangat perjuangan dan pengorbanan para pejuang kemerdekaan, serta pentingnya memelihara dan menghormati kenangan akan jasa mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

D. Kemalawati
Puisi: Mereka Berbaring dalam Kenangan
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.