Puisi: Pahit Kisah Menunggu (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Pahit Kisah Menunggu" karya D. Kemalawati menggambarkan perasaan kekecewaan dan kesepian akibat menunggu tanpa hasil yang diinginkan.
Pahit Kisah Menunggu

Berkali membuka pintu
seolah tak sabar menanti ketukan
hingga senja menggiring gelap
malam beranjak pergi

ruang senyap itu tak mengelu sesiapa
tak ada lilin, tart merah muda dan pisau berpita jingga
juga sesuap kasih legit di lidah usia

sekuntum mawar di sudut meja kehilangan tanya
untuk siapa harum wanginya
hempasan ombak di kejauhan semakin pekat
menarikan tajam karang ke dada hampa
terasa pahit kisah menunggu
setelah tak ada yang dijamu.

Banda Aceh, 2 April 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Pahit Kisah Menunggu" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kekecewaan dan kesepian akibat menunggu tanpa hasil yang diinginkan.

Kesabaran yang Teruji: Dari baris pertama, penyair menggambarkan siklus menunggu yang tak kunjung berujung. Dibukanya pintu berulang kali tanpa adanya ketukan mencerminkan keteguhan hati dan kesabaran yang telah teruji dalam menantikan sesuatu yang tidak pasti.

Kehampaan dan Kesendirian: Deskripsi ruang yang sunyi dan kosong menggambarkan kesendirian yang menyelimuti. Ketidakhadiran orang lain dalam ruangan menambahkan rasa kekosongan dan kehampaan yang dirasakan oleh penyair.

Simbolisme: Mawar di sudut meja yang kehilangan tanya menjadi metafora untuk harapan yang pupus. Hempasan ombak yang semakin pekat dan karang yang menarik ke dada hampa menggambarkan perasaan kekecewaan dan pahitnya kenyataan bahwa hasil yang diharapkan tidak pernah datang.

Kesimpulan Pahit: Puisi ini mencapai puncaknya pada kesimpulan yang pahit, di mana pengalaman menunggu tanpa hasil akhirnya dirasakan sebagai sesuatu yang pahit. Penutup puisi menegaskan bahwa kisah menunggu yang tak kunjung berujung hanya meninggalkan rasa kekecewaan dan kesepian.

Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang kaya, puisi ini berhasil menggambarkan perasaan yang rumit dan menyentuh terkait dengan pengalaman menunggu yang sia-sia. Hal itu membuat pembaca merenungkan arti dan konsekuensi dari menunggu yang tak berujung.

D. Kemalawati
Puisi: Pahit Kisah Menunggu
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.