Puisi: Sajak Perempuanku (Karya Doel CP Allisah)

Puisi "Sajak Perempuanku" merangkum keindahan, kelembutan, dan perubahan yang kompleks dalam hubungan dengan perempuan. Dengan penggunaan bahasa ...
Sajak Perempuanku


Perempuanku
lembut bagaikan sutera
rambut panjangnya
melambangkan pikiran yang matang
dada yang hangat
getaran pesona alami
ia tersenyum bersama waktu

Perempuanku
manis bagai puteri dewata
rambut panjangnya
merangkai bayang-bayang rindu
ketika kudekap dengan rasa cinta
sampai kegamangan menutupinya
ia berjalan di hadapanku
membentuk garis buram
sesuatu telah merampasnya

Perempuanku
semakin kabur sosoknya
mulutku terkunci
kakiku terkunci
sesuatu telah merampasnya
pada satu ketika
sekejap saja.


22 Februari 1986

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Perempuanku" karya Doel CP Allisah mengeksplorasi tema perempuan dengan bahasa yang lembut dan penuh imaji. Mari kita telusuri beberapa elemen kunci yang membentuk puisi ini:

Kelembutan dan Sutera: Penyair menggambarkan perempuannya sebagai sosok yang lembut bagaikan sutera. Metafora ini menciptakan gambaran keindahan, kehalusan, dan keanggunan perempuan. Sutera sebagai bahan tekstil yang lembut juga dapat diasosiasikan dengan kelembutan hati perempuan.

Rambut Panjang sebagai Simbol Kematangan Pikiran: Rambut panjang perempuannya dijelaskan sebagai lambang pikiran yang matang. Hal ini dapat diartikan bahwa perempuan yang diwakili oleh puisi ini memiliki kedewasaan dan kebijaksanaan dalam berpikir. Rambut panjang menjadi simbol keanggunan dan keindahan dalam mengekspresikan diri.

Pesona Alami dan Kehangatan Dada: Dengan menyebutkan "getaran pesona alami" dan "dada yang hangat," penyair menciptakan citra perempuan yang penuh daya tarik dan kehangatan. Ini mungkin merujuk pada kecantikan alamiah perempuan dan sifat hangat serta penyayangnya.

Puteri Dewata dan Bayang-bayang Rindu: Penyair menggambarkan perempuannya sebagai "manis bagai puteri dewata." Istilah ini memberikan nuansa magis dan luhur, sementara "rambut panjangnya merangkai bayang-bayang rindu" mengekspresikan romantisme dan kerinduan dalam hubungan.

Kesedihan dan Kehilangan: Pergeseran suasana terjadi di bagian kedua puisi, di mana sosok perempuan mulai kabur dan sesuatu merampasnya. Bahasa yang digunakan menciptakan atmosfer kesedihan, kehilangan, dan kegamangan. Garis buram yang dibentuk oleh perempuan tersebut mungkin mencerminkan rasa kehilangan dan ketidakpastian.

Penguncian: Dalam penggunaan kata "mulutku terkunci" dan "kakiku terkunci," penyair mengekspresikan perasaan terkekang atau terbatasi dalam menyatakan perasaan atau bergerak maju. Ini dapat mencerminkan hambatan atau rintangan dalam hubungan.

Perubahan Mendalam: Puisi ini menggambarkan perubahan mendalam dalam persepsi terhadap perempuan, dari gambaran kelembutan dan keindahan menjadi kehilangan dan kekuncian. Perubahan ini menciptakan dinamika emosional yang rumit dan memperkaya makna puisi.

Puisi "Sajak Perempuanku" merangkum keindahan, kelembutan, dan perubahan yang kompleks dalam hubungan dengan perempuan. Dengan penggunaan bahasa yang penuh imaji, penyair mampu menggambarkan keindahan perempuan sekaligus melibatkan pembaca dalam perasaan kesedihan dan kehilangan. Puisi ini menyajikan perempuan sebagai figur yang kompleks, penuh daya tarik, namun juga rentan terhadap perubahan dan kehilangan.

Puisi
Puisi: Sajak Perempuanku
Karya: Doel CP Allisah
© Sepenuhnya. All rights reserved.