Puisi: Tangis Donggala (Karya Mustiar AR)

Puisi "Tangis Donggala" karya Mustiar AR merupakan ungkapan yang menggambarkan penderitaan dan duka yang dirasakan oleh masyarakat Donggala, ...
Tangis Donggala

Ketika senja menggenapkan hari, tanah berpijak berderak
Semua tersentak tangis pecah di ubun
Laut menjilat langit beku
Tuhan menjemput hambanya
Tiba-tiba

Senja menyelesaikan tugas
Dan malam pun tiba
Raung tangis meretas langit
Lombok masih berduka
Ibu pertiwi masih berkabung lara
Indonesia dalam pusaran api
Ibu pertiwi semakin bersusah hati
Anak-anak negeri semakin meninggalkan jati dirinya
“mengumbar nafsu hewani”

Bersabarlah wahai saudara Donggalaku
Tuhan sangat mengasihi kalian.

Meulaboh, 2 Oktober 2018

Analisis Puisi:

Puisi "Tangis Donggala" karya Mustiar AR merupakan ungkapan yang menggambarkan penderitaan dan duka yang dirasakan oleh masyarakat Donggala, khususnya setelah mengalami bencana alam yang menghancurkan.

Gambaran Alam dan Bencana: Penyair menggunakan gambaran alam, seperti senja, tanah yang berderak, dan laut yang menjilat langit, untuk menggambarkan suasana kehancuran dan keguncangan akibat bencana alam. Tangisan pecah di ubun mewakili kepedihan yang mendalam dan kehilangan yang tidak terbendung.

Duka dan Kesedihan: Puisi ini mencerminkan duka yang dalam dan kesedihan yang meluap-luap dari hati masyarakat Donggala. Tangisan yang meretas langit, serta gambaran Lombok yang masih berduka, menciptakan suasana kesedihan yang mendalam dan perasaan kehilangan yang tak terperi.

Panggilan Tuhan: Dalam ketidakpastian dan kehancuran, penulis memperkenalkan gagasan panggilan Tuhan yang tiba-tiba. Ini mencerminkan kepercayaan akan keadilan ilahi dan harapan akan pertolongan dan penghiburan dari yang Maha Kuasa di tengah-tengah kesengsaraan.

Refleksi Sosial: Puisi ini juga menyoroti situasi sosial dan moral masyarakat, dengan menyebutkan tentang meningkatnya ketidakstabilan moral dan meninggalkan jati diri yang lebih baik. Ini mencerminkan refleksi terhadap perubahan budaya dan nilai-nilai yang mungkin terjadi di tengah-tengah bencana dan kesulitan.

Pesan Penyemangat: Meskipun menghadapi penderitaan yang besar, puisi ini menegaskan pesan kekuatan dan harapan kepada masyarakat Donggala untuk tetap bersabar dan yakin bahwa Tuhan sangat mengasihi mereka. Pesan ini mencerminkan kekuatan spiritual dan optimisme dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup.

Puisi "Tangis Donggala" menjadi ungkapan emosional atas penderitaan yang dialami oleh masyarakat Donggala akibat bencana alam. Dalam kehancuran dan kesedihan, puisi ini menawarkan pesan kekuatan, harapan, dan penghiburan yang berasal dari keyakinan akan pertolongan ilahi dan solidaritas manusiawi.

Puisi
Puisi: Tangis Donggala
Karya: Mustiar AR
© Sepenuhnya. All rights reserved.