Puisi: Terompet (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Terompet" karya Mustafa Ismail menyentuh tema kesendirian, kehilangan, dan kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh seorang individu.
Terompet

Aku telah membuang bunyi-bunyian itu
jauh sebelum kau menulis daftar menu untuk tahun baru:

tusuk sate, pentas dangdut, suite room, sepatu, dasi
kupu-kupu juga kekasih baru.

namamu ada di balik dompet
terlipat bersama uang lecek kembalian dari tukang ikan:

saling berbalas senyum dengan para pahlawan
yang kau kenal tadi siang

dari jauh sepasukan berkuda menyerbu ke utara
seperti mengejar musuh yang celaka:

darah menetes dari puisi-puisi yang kesepian
memerahkan sepanjang jalan.

Depok, 1-2 Januari 2017

Analisis Puisi:

Puisi "Terompet" karya Mustafa Ismail menyentuh tema kesendirian, kehilangan, dan kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh seorang individu. Melalui metafora dan gambaran-gambar yang kuat, penyair menggambarkan perasaan kesepian dan kehilangan yang dihadapi oleh karakter dalam puisi.

Penggunaan Metafora: Penyair menggunakan metafora terompet untuk menggambarkan bunyi-bunyian dan kegaduhan yang berhubungan dengan perayaan tahun baru. Metafora ini menggambarkan suasana ramai dan meriah yang sering terjadi pada saat perayaan. Namun, dalam konteks puisi ini, terompet juga dapat diinterpretasikan sebagai suatu bentuk kehidupan yang ceria yang telah ditinggalkan atau diabaikan oleh karakter.

Gambaran Kehidupan Sehari-hari: Penyair menggunakan gambaran-gambaran kehidupan sehari-hari, seperti daftar menu untuk tahun baru, dompet, dan tukang ikan, untuk menyampaikan pesan tentang kesepian dan kehilangan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kehidupan sehari-hari terus berjalan, karakter dalam puisi ini merasa terisolasi dan kehilangan.

Kontras antara Kegembiraan dan Kesepian: Puisi ini mengeksplorasi kontras antara suasana meriah perayaan tahun baru dan perasaan kesepian yang dirasakan oleh karakter. Meskipun ada kehidupan dan kegembiraan di sekitarnya, karakter dalam puisi ini merasa terputus dari koneksi sosial dan kebahagiaan yang seharusnya dirasakan.

Pesan Mendalam: Melalui gambaran-gambar yang kuat dan penggunaan metafora yang kaya, penyair menyampaikan pesan tentang kompleksitas emosi manusia dan perasaan kesepian yang bisa terjadi di tengah keramaian. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kesendirian dan kehilangan dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi "Terompet" karya Mustafa Ismail adalah sebuah karya yang menggugah kesadaran tentang perasaan kesepian dan kehilangan yang bisa dirasakan di tengah keramaian kehidupan sehari-hari. Melalui penggunaan metafora dan gambaran-gambar yang kuat, penyair berhasil menciptakan sebuah karya yang mengharukan dan meresapi makna yang mendalam tentang kehidupan manusia.

Puisi
Puisi: Terompet
Karya: Mustafa Ismail
© Sepenuhnya. All rights reserved.