Puisi: Bila Malam Tak Tidur (Karya Iyut Fitra)

Puisi "Bila Malam Tak Tidur" karya Iyut Fitra menciptakan gambaran malam yang penuh dengan kegelapan, kerinduan, dan perasaan yang dalam. Puisi ....
Bila Malam Tak Tidur


Tangis bayi
desau daun-daun
mata-mata terpaku menatap waktu

Larut telah jatuh. belum juakah kau rebahkan tubuh?

Dan murung uir-uir. sebelum tatih langkah. kau pernah bertanya,
di bukit sebelah mana kita akan bicara soal rindu?
kau tak berkata tentang diam. tapi kering memanjang.
tungkainya jadi tiang pucat yang menyapamu
sebagai gundah; selalu kupuja gerimis. dan dirimu
yang berjalan tengah malam
di bawah gelap dan laron-laron, ada yang berkata
siapakah itu yang terjerembab dalam kabut
ah, di rahimku musim telah tua. gerombolan kanak-kanak sungai
hanya segambar langit yang rapuh.
meski bersenja-senja kutunggu engkau di sana
mengantarkan kisah tentang dusun. ibu tua yang kesepian
menanti bujang-bujang hanyut di rantau

Inilah riwayat malam. seorang kekasih yang dingin
dalam gigil ngalau dan harau ia sulam beragam pantun
tapi sapanya lengang. lingkarang gelanggang hilang tarian
suluh-suluh padam. hanya sisa ratok yang berlantunan
di lahir sulit bertemu
di batin tolong tumpangkan

Larut telah jatuh. belum juakah kau rebahkan tubuh?

Engkau memang tak bercerita tentang penungguan. sudut tepian
yang merentangkan gelisah ketika tidur menahun tangis
namun gerimis itu turun ketika malam
jatuh ke tanah yang kau jengkal dari mimpi-mimpi tua
aku rindukan ada yang singgah
menggoyang ranjang. atau menyingkap hasrat yang pualam
di sini gemetar akan berbisik kepadamu. wahai, masuklah!
lantunkan nyanyian di bawah bulan. tentang rama-rama putih
yang lincah. akulah kekasih yang dingin!

Dan kita telah berdiri di bukit itu meski tak bicara soal rindu
kering terus memanjang
kau lihat pimping berpatahan. ilalang mersik
kita tetap saja tak berkata-kata

Larut telah jatuh. belum juakah kau rebahkan tubuh?

Tangis bayi
desau daun-daun
mata-mata terpaku menatap waktu.


Payakumbuh, 2008

Sumber: Dongeng-Dongeng Tua (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Bila Malam Tak Tidur" karya Iyut Fitra menciptakan gambaran malam yang penuh dengan kegelapan, kerinduan, dan perasaan yang dalam. Puisi ini menggunakan berbagai gambaran alam dan perasaan batin untuk menyampaikan keheningan, kesepian, dan penantian.

Suasana Malam yang Hening dan Gelap: Puisi ini menggambarkan suasana malam yang gelap dan hening. Tangis bayi dan desau daun-daun menciptakan atmosfer sepi dan merenungkan.

Rindu yang Tak Terungkapkan: Penyair menyiratkan rindu yang dalam, tetapi juga kesulitan untuk mengungkapkannya. "Di bukit sebelah mana kita akan bicara soal rindu?" menunjukkan perasaan yang terpendam dan sulit untuk diungkapkan.

Gerimis sebagai Simbol Kerinduan: Gerimis yang turun dalam puisi ini bisa diartikan sebagai simbol dari perasaan kerinduan dan kesepian. Puisi ini menggunakan gerimis sebagai gambaran romantis tentang penantian dan harapan.

Kenangan dan Perjalanan Masa Lalu: Penyair mengungkapkan kenangan masa lalu yang kini menyelimuti malam. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kenangan, penantian, dan perjalanan batin yang rumit.

Pertemuan yang Tak Bicara Soal Rindu: Pada bagian akhir, puisi menciptakan gambaran pertemuan di bukit, tetapi tanpa mengungkapkan perasaan rindu. Keadaan "kering terus memanjang" menunjukkan bahwa perasaan dan kata-kata mungkin terjebak dalam keheningan dan ketidakberdayaan.

Puisi "Bila Malam Tak Tidur" karya Iyut Fitra adalah sebuah puisi yang menggambarkan malam yang hening, gelap, dan penuh dengan perasaan kerinduan dan penantian. Melalui gambaran alam dan perasaan batin, puisi ini menciptakan suasana yang romantis namun juga dipenuhi dengan keheningan dan ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan. Puisi ini menawarkan gambaran mendalam tentang perjalanan batin dan pertemuan yang tak diungkapkan secara verbal.

Iyut Fitra
Puisi: Bila Malam Tak Tidur
Karya: Iyut Fitra

Biodata Iyut Fitra:
  • Iyut Fitra (nama asli Zulfitra) lahir pada tanggal 16 Februari 1968 di Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.