Puisi: Blok M (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Blok M" menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam tentang keseharian di tengah kompleksitas kota Jakarta. Dengan menggambarkan ...
Blok M

Tersesat dalam meriahnya kotamu Jakarta
matahari membakar ubun-ubun
bulan menari-nari di atas kepala
semuanya diatasnamakan angka

O, Allah di sini banyak kemudi patah
terombang-ambing di lautan pencaharian.

Jakarta, 1993

Analisis Puisi:
Puisi "Blok M" karya Sulaiman Juned merupakan karya yang menyentuh dan memberikan gambaran kehidupan di pusat kota Jakarta, khususnya Blok M. Dengan ungkapan yang penuh emosi, penulis mengajak pembaca untuk merenung tentang realitas pahit di tengah hiruk-pikuk perkotaan.

Deskripsi Jakarta yang Tersesat: Penyair menggunakan kata-kata yang kuat untuk menggambarkan kebingungan dan ketidakpastian di tengah kesibukan kota Jakarta. Ungkapan "tersesat dalam meriahnya kotamu Jakarta" mencirikan suasana yang kompleks dan sulit dipahami.

Penderitaan dan Panasnya Matahari: Metafora matahari yang membakar ubun-ubun merujuk pada tekanan hidup yang tinggi di kota besar. Ini menciptakan citra penderitaan dan kepanasan yang dirasakan oleh individu yang hidup di tengah hiruk-pikuk perkotaan.

Bulan Menari-nari di Atas Kepala: Gambaran bulan yang menari-nari di atas kepala menciptakan nuansa magis. Ini mungkin mencerminkan harapan dan keindahan yang terus ada di tengah penderitaan, sekaligus menunjukkan ketidakseimbangan antara dunia nyata dan ideal.

Semuanya Diatasnamakan Angka: Ungkapan ini menyoroti dehumanisasi masyarakat kota yang sering kali diukur dan dinilai hanya dari aspek kuantitatif, seperti angka pertumbuhan ekonomi atau indeks kebahagiaan.

Patahnya Kemudi dan Lautan Pencaharian: Metafora "kemudi patah" dan "lautan pencaharian" merujuk pada kehidupan yang sulit dan penuh tantangan. Banyak individu yang merasa seperti kapal yang kehilangan arah di tengah lautan pekerjaan yang sulit.

Kritik Sosial: Puisi ini dapat diartikan sebagai bentuk kritik sosial terhadap kondisi kehidupan di pusat kota, terutama permasalahan ekonomi dan penderitaan sosial yang dihadapi oleh warganya.

Ungkapan Religius: Pemanggilan nama Allah menciptakan dimensi spiritual dalam puisi ini. Penyair mungkin merujuk pada harapan dan pengharapan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang dapat memberikan petunjuk di tengah kegelapan.

Puisi "Blok M" menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam tentang keseharian di tengah kompleksitas kota Jakarta. Dengan menggambarkan penderitaan, kebingungan, dan dehumanisasi, Sulaiman Juned mengajak pembaca untuk merenungkan dan memahami kompleksitas kehidupan di perkotaan modern. Puisi ini juga menjadi kritik sosial yang membangunkan kesadaran akan realitas pahit di balik gemerlapnya kehidupan kota besar.

Puisi
Puisi: Blok M
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.