Puisi: Bulan Kasih Sayang (Karya J. Kamal Farza)

Puisi "Bulan Kasih Sayang" karya J. Kamal Farza menghadirkan gambaran yang indah tentang Ramadan sebagai masa di mana kebencian digantikan dengan ....
Bulan Kasih Sayang

Inilah sebenarnya ramadan,
bulan kasih sayang,
ketika semua benci dimusnahkan, ketika semua dengki
disingkirkan, semua keburukan dijauhkan,
semua kebaikan dimuliakan.

Inilah sebenarnya ramadan,
bulan kasih sayang, kereta kencana datang, membawa seribu
bidadari,
mendatangi para pembenci, membujuk mereka membakar
semua kemarahan.

Inilah sebenarnya ramadan,
bulan kasih sayang, seribu perahu penuh bidadari tiba di
pelabuhan, mendatangi para pencinta
agar mereka selalu terjaga, menebarkan cinta dan kebahagiaan.

Inilah sebenarnya ramadan,
bulan kasih sayang, seribu bidadari
dengan sayap yang indah, turun ke setiap pelataran,
mengetuk semua pintu, menyapa semua orang, menyampaikan
berita-berita indah,
tentang taman yang airnya
tak berhenti mengalir,
tentang kota yang setiap sudutnya penuh cinta.

Inilah sebenarnya ramadan,
bulan kasih sayang, seribu ucapan adalah doa baik, doa yang indah,
bagi para pemuja keindahan. 

Jakarta, Juni 2017

Analisis Puisi:
Puisi "Bulan Kasih Sayang" karya J. Kamal Farza menggambarkan Ramadan sebagai bulan penuh kebaikan, belas kasihan, dan cinta. Dalam puisi ini, penulis menghadirkan gambaran yang indah tentang Ramadan sebagai masa di mana kebencian digantikan dengan cinta, kemarahan dengan perdamaian, dan keburukan dengan kebaikan.

Ramadan Sebagai Bulan Kasih Sayang: Penulis menggambarkan Ramadan sebagai bulan kasih sayang yang membawa kedamaian dan kebaikan kepada umat manusia. Ini adalah masa di mana semua bentuk kebencian dan dengki dihapuskan, dan di mana kebaikan dan cinta ditingkatkan.

Simbolisme Bidadari dan Perahu: Penampilan seribu bidadari dan perahu penuh bidadari dalam puisi ini menggambarkan datangnya keberkahan dan kedamaian selama Ramadan. Mereka hadir untuk membawa pesan cinta dan kebahagiaan kepada setiap orang, membakar kemarahan, dan menyebarkan perdamaian di seluruh dunia.

Keindahan Alam Ramadan: Puisi ini merayakan keindahan alam selama Ramadan, dengan gambaran tentang taman yang airnya tak pernah berhenti mengalir dan kota yang penuh dengan cinta di setiap sudutnya. Hal ini mencerminkan kekayaan spiritual dan kebaikan yang terasa lebih kuat selama bulan suci ini.

Doa sebagai Ungkapan Kebajikan: Penutup puisi dengan menyebutkan bahwa seribu ucapan adalah doa yang indah bagi para pemuja keindahan menyoroti pentingnya doa sebagai ungkapan dari kebaikan dan ketulusan selama Ramadan.

Dalam keseluruhan puisi, J. Kamal Farza tidak hanya merayakan aspek keagamaan dari Ramadan, tetapi juga menyoroti makna yang lebih dalam dari bulan suci ini sebagai waktu untuk introspeksi, pemurnian diri, dan peningkatan spiritualitas. Dengan bahasa yang indah dan simbolisme yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari Ramadan sebagai bulan kasih sayang dan keberkahan.

Puisi
Puisi: Bulan Kasih Sayang
Karya: J. Kamal Farza
© Sepenuhnya. All rights reserved.