Puisi: Bunglon (Karya Hasbi Burman)

Puisi "Bunglon" mendorong pembaca untuk merenungkan perilaku politik yang terkadang bermanuver demi kepentingan pribadi, yang dapat memiliki dampak ..
Bunglon


Angin adalah api
untuk dicicipi
bagimu bangsaku
itulah luka buah termanis
dalam Pemilu dan Pilkada

Karena kita sedang menyimak
jinaknya bunglon berlari

Menjadi kayu kita susah
menjadi bunglon paling mudah
Wahai generasiku yang patah sayap
dalam mencari obat.

Blang Padang, Banda Aceh, 23 September 2018

Analisis Puisi:
Puisi "Bunglon" karya Hasbi Burman menciptakan gambaran yang dalam dan penuh makna, yang mencerminkan keadaan politik dan sosial dalam konteks Pemilu dan Pilkada di Indonesia.

Kaitan dengan Politik dan Pemilu: Puisi ini segera menampilkan kaitan dengan dunia politik dan Pemilu. Bahasa dan metafora dalam puisi ini mengisyaratkan peristiwa politik yang penuh intrik dan perubahan.

Metafora Bunglon: Dalam puisi ini, bunglon digunakan sebagai simbol yang menunjukkan sifat adaptif dan fleksibilitas, yang mirip dengan perilaku beberapa figur politik. Bunglon mampu berubah-ubah sesuai dengan latar belakangnya, dan puisi ini mengkritik perilaku politik yang dianggap "jinak" dan mudah berubah seiring kepentingan politik.

Angin sebagai Metafora Pemilu: Puisi ini menggambarkan angin sebagai "api" yang harus "dicicipi" oleh bangsa. Ini bisa diartikan sebagai angin perubahan yang datang bersama dengan Pemilu dan Pilkada. Namun, penggunaan kata "luka" menyiratkan bahwa perubahan ini tidak selalu menguntungkan dan bisa menjadi hal yang menyakitkan.

Pesan Kritik Sosial: Puisi ini menggambarkan generasi yang menghadapi perubahan dan kesulitan dalam mencari "obat." Ini mungkin mengacu pada ketidakpuasan terhadap kondisi politik dan sosial saat itu. Pesan kritik sosial ini terasa kuat dalam puisi ini.

Gaya Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang simbolis dan penuh makna untuk menyampaikan pesan kritisnya. Penggunaan kata-kata seperti "api," "bunglon," dan "obat" memberi puisi lapisan makna yang mendalam dan mendukung pesan penyair.

Puisi "Bunglon" menggambarkan dengan cermat gambaran situasi politik yang penuh intrik dan perubahan yang mempengaruhi masyarakat. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan perilaku politik yang terkadang bermanuver demi kepentingan pribadi, yang dapat memiliki dampak negatif pada masyarakat dan generasi mendatang.

Hasbi Burman
Puisi: Bunglon
Karya: Hasbi Burman

Biodata Hasbi Burman:
  • Hasbi Burman (Presiden Rex) lahir pada tanggal 9 Agustus 1955 di Lhok Buya, Aceh Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.