Puisi: Dinner Party Para Pemabuk (Karya M. Nurgani Asyik)

Puisi: “Dinner Party” Para Pemabuk Karya: M. Nurgani Asyik
“Dinner Party”
Para Pemabuk


Di ruang lobby hotel mega mewah, suatu malam
Belum begitu larut ketika desah Al Jerrau
mengagumkan cinta sampai suntuk
Tapi pikiran telah teramat jenuh
Ada jutaan agenda terhimpun menjejali
Kertas-kertas dan semua keluar masuk
dari pikiran satu ke pikiran lain

Malam itu Al Jerrau semakin parau
dan tidak ketahuan lagi apakah memuja
atau memaki-maki cinta; bahkan tidak
seorang pun mendengar Al Jerrau gila.
Tidak. Orang-orang di ruang lobby
sangat lelah. Menyadari ada rekayasa yang
tercincang dalam dinner-party semirip supper
Dan lumat tidak tahu jadi apa. Pada kesempatan
paling akhir, yang perlu adalah menyelamatkan
posisi diri. Baru kemudian melarutkan malam

Ketika terancam dalam keputusan-asaan,
hiburlah dengan sedikit harapan
Dan percaya pada malam mabuk
dan bernyanyi serak, mabuk
Dan sama-sama luluh – lantak, mabuk
malam buta di luar lobby hotel super class
jam dinding menunjukkan tepat pukul satu
Malam telah melelahkan Al Jerrau sampai
terdiam. Begitupun, lobby tetap riuh
Orang-orang mabuk bernyanyi
menyanyikan mantra Ozzy Ozbourne

“Wamila alaha, wa mila ohella
Yamile alahe, ya mile ohelle
Nyang puteh-puteh
Teu Ihat bak binteh
Keu sijuek mata
Wamila alaha, wa mila ohella
Yamile alahe, ya mile ohelle”

Di ruang lobby malam bergetar
Bintang-bintang ketakutan, gemetar
Bumi seketika limbung
Para pemabuk bernyanyi
Malaikat resah, iblis pucat pias
Mereka memandang penuh tanya pada Tuhan
Tapi Tuhan tidak berfirman
Para pemabuk bernyanyi, tak jelas lagu siapa

“Gaudeamus igitur
Juvenes dum sumus
Gaudeamus igitur
Juvenes dum sumus”

Kertas agenda keluar dari masing-masing kepala
panas. Berserakan memenuhi lantai lobby
menyatu dengan muntah para pemabuk
Tapi mereka terus riuh bernyanyi,
menginjak kertas agenda dalam kubangan
menjadi bubur yang mereka makan bersama
sebagai menu supper-party

Di ruang lobby malam keletihan
Para pemabuk terkapar bergelimpang
wajah mereka semakin tidak nyata
Dasi di leher menjerat dan nafas terengah
Tuhan berdiam saja
Malaikat dan iblis kembali bertugas

Diam-diam saja

Nafas benar-benar tersengal

“Sempre sum in flore
Sempre sum in flore”


Yokjakarta, 1993

Puisi: “Dinner Party” Para Pemabuk
Puisi: Dinner Party Para Pemabuk
Karya: M. Nurgani Asyik
© Sepenuhnya. All rights reserved.