Puisi: Ibu (Karya Iyut Fitra)

Puisi "Ibu" karya Iyut Fitra menggambarkan suasana senja yang tenang dan melankolis dengan sentuhan kehangatan seorang ibu. Dalam puisi ini, .....
Ibu


Sebuah senja. Dedaun mersik digumul angin
Selendang tua dan bola mata yang jauh. Ia lihat musim merapuh
Sampai juga, anakku. Sampai juga sesiapa pada tujuan
Jika kau gagap memberi arti pada sepi, bukankah sudah kukisahkan waktu
di setiap cemas dan sendirimu.

Sebuah senja. Dan sebentar lagi tentu malam
Kulihat tetesan yang sabar. Mungkin airmata dari pilu yang terakhir
Sampai juga, anakku. Usia tak lebih sepenggalan
Jika tak lagi kaudengar suara ibu esok pagi, di sebuah keabadian yang lain
Kita berjanji.


Payakumbuh, Juni 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu" karya Iyut Fitra menggambarkan suasana senja yang tenang dan melankolis dengan sentuhan kehangatan seorang ibu. Dalam puisi ini, penyair berbicara kepada anaknya dan mengekspresikan perasaan perhatian, kasih sayang, dan kepedulian seorang ibu kepada anaknya.

Sentuhan Alam dan Kelembutan Ibu: Penyair menggambarkan suasana senja dengan indahnya. Dedaunan mersik yang digumul angin menciptakan suasana yang tenang dan melankolis. Selendang tua dan bola mata ibu yang jauh menunjukkan kearifan dan kebijaksanaannya dalam melihat musim yang merapuh. Ibu diwakili oleh ketenangan alam dan kelembutan, mengingatkan anaknya tentang kedekatan dan kasih sayangnya.

Keberadaan Ibu dalam Perjalanan Hidup Anak: Penyair mengingatkan anaknya bahwa ia akan sampai pada tujuannya, yang mungkin mengarah ke usia dewasa atau perjalanan hidup lainnya. Ibu menjadi sosok yang mendukung dan merayakan pencapaian anaknya, meskipun dia menyadari bahwa ada saat-saat kecemasan dan kesendirian yang dialami anaknya dalam hidupnya.

Arti Sepi dan Cemas dalam Kehidupan: Penyair menyarankan bahwa sepi adalah momen di mana anaknya dapat merenungkan dan memberi makna pada perasaannya. Ibunya mungkin telah menyediakan nasihat dan dukungan, tetapi pada akhirnya, anak harus menghadapi momen cemas dan kesendirian sendiri untuk menemukan arti dan tujuan dalam hidupnya.

Harapan dan Kenangan tentang Ibu: Penyair mengekspresikan harapan dan kenangan tentang ibunya dalam puisi ini. Dia berbicara tentang berjanji untuk berjumpa di tempat keabadian yang lain jika suara ibunya tidak lagi didengar esok pagi. Ini menunjukkan kepercayaan pada kelangsungan hidup dan keyakinan dalam takdir setelah kehidupan ini.

Simbolisme dan Kekuatan Ungkapan: Puisi ini menggunakan simbolisme alam dan ungkapan yang penuh perasaan untuk menyampaikan pesan kepedulian dan cinta seorang ibu. Ungkapan seperti "tetesan yang sabar" dan "airmata dari pilu yang terakhir" menggambarkan ketulusan dan kelembutan perasaan ibu.

Puisi "Ibu" karya Iyut Fitra menggambarkan kehangatan dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Dengan sentuhan alam yang tenang, puisi ini menciptakan suasana melankolis yang mempesona. Puisi ini menyiratkan pesan tentang perjalanan hidup, harapan, kenangan, dan kekuatan cinta seorang ibu yang akan selalu hadir dalam kehidupan anaknya, bahkan setelah ia pergi ke tempat keabadian yang lain.

Puisi: Ibu
Puisi: Ibu
Karya: Iyut Fitra

Biodata Iyut Fitra:
  • Iyut Fitra (nama asli Zulfitra) lahir di Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, pada tanggal 16 Februari 1968.
© Sepenuhnya. All rights reserved.