Puisi: Merampas Subuh (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Merampas Subuh" karya Sulaiman Juned menggambarkan perasaan kehilangan, kekosongan, dan penindasan dalam masyarakat, serta mengundang ...
Merampas Subuh

Itu subuh koyak-monyak dirampas
dari tangan ke tangan. Hitam
tergambar pada wajah yang tak mengerti
mengapa ditelantarkan.

Banda Aceh, 1990

Analisis Puisi:

Puisi "Merampas Subuh" karya Sulaiman Juned mencerminkan tema kehilangan dan kekosongan, yang diwakili oleh subuh yang dirampas. Subuh, sebagai simbol awal hari dan kesegaran baru, direpresentasikan sebagai sesuatu yang hilang atau dicuri, menciptakan perasaan kekosongan dan ketidakpastian.

Gambaran Subuh: Penyair menggunakan subuh sebagai gambaran konkret untuk menggambarkan perasaan kehilangan dan kekosongan. Subuh yang "koyak-monyak dirampas" menggambarkan adegan yang penuh dengan kekerasan dan kemarahan, di mana sesuatu yang berharga direnggut dengan paksa.

Kritik Sosial: Puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai kritik terhadap kondisi sosial yang tidak stabil atau ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Subuh yang dicuri dapat melambangkan ketidakstabilan politik, ketidakpastian ekonomi, atau ketidakadilan sosial yang seringkali merampas hak-hak dan kebahagiaan masyarakat.

Bahasa dan Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, dengan pemilihan kata-kata yang mengesankan kekerasan dan kekosongan. Gaya penulisan yang singkat dan padat memperkuat intensitas emosi dalam puisi ini.

Penekanan pada Kehilangan dan Penindasan: Dengan menggambarkan subuh yang dirampas secara dramatis, puisi ini menekankan pada pengalaman kehilangan dan penindasan yang mungkin dirasakan oleh individu atau masyarakat secara luas. Hal ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang makna kehilangan dan perjuangan dalam menghadapinya.

Penutup yang Terbuka: Puisi ini tidak memberikan penyelesaian atau pemecahan masalah yang jelas, meninggalkan pembaca dengan kesan yang terbuka untuk menafsirkan makna dan implikasi dari kehilangan subuh. Ini mengundang refleksi dan pemikiran lebih lanjut tentang kondisi manusia dan masyarakat.

Dengan demikian, puisi "Merampas Subuh" karya Sulaiman Juned adalah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan kehilangan, kekosongan, dan penindasan dalam masyarakat, serta mengundang pembaca untuk merenungkan tentang makna dan implikasinya.

Puisi
Puisi: Merampas Subuh
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.