Puisi: Ramadhan (Karya A. Rahim Eltara)

Puisi "Ramadhan" menghadirkan gambaran keistimewaan dan keberkahan bulan suci Ramadhan. A. Rahim Eltara berhasil menyampaikan perasaan spiritual ...
Ramadhan

Ramadhan Ya Ramadhan
siang malam sayapmu mengepak
cahaya
yang berkibar-kibar atas sajadah
meredam lapar dan haus
pijarmu menuntun mengeja Alif Ba Ta-Mu
yang menggetar kuba langit

Seruan firman-Mu menyeru seru
‘kendalikan segala naluri dan rasa’
merasa sejuk menyejuk kalbu
menyemai kasih
sama rata sama rasa

Semoga jelaga batin terkelupas lepas
oleh busa Ramadhan-Mu.

Sumbawa, 2003

Analisis Puisi:
Puisi "Ramadhan" karya A. Rahim Eltara adalah sebuah penghormatan dan ungkapan perasaan terhadap bulan suci Ramadhan dalam tradisi Islam. Melalui pemilihan kata-kata dan citraan yang kuat, puisi ini menggambarkan keagungan dan keistimewaan bulan Ramadhan.

Keterlibatan Spiritual: Puisi ini diawali dengan seruan, "Ramadhan Ya Ramadhan," menciptakan suasana panggilan spiritual yang membangkitkan kehadiran bulan suci tersebut. Puisi ini sepenuhnya terfokus pada dimensi spiritual dan ibadah.

Sayap Ramadhan: Istilah "sayapmu mengepak" menciptakan citraan sayap Ramadhan yang sedang berkibar-kibar. Ini mungkin merujuk pada perlindungan dan keteduhan yang dibawa oleh bulan ini. Cahaya yang berkibar atas sajadah dapat diartikan sebagai cahaya spiritual yang menerangi hati dan jiwa.

Pembebasan dari Naluri dan Rasa: Seruan firman-Mu untuk "kendalikan segala naluri dan rasa" menekankan esensi puasa selama bulan Ramadhan. Pemilihan kata-kata seperti "merasa sejuk menyejuk kalbu" menyoroti efek menenangkan dan membersihkan dari puasa.

Kesederhanaan dan Kesetaraan: Penggunaan kata-kata "sama rata sama rasa" menciptakan nuansa kesederhanaan dan persamaan di antara umat Islam yang menjalani ibadah puasa. Bulan Ramadhan sering dianggap sebagai waktu yang mempersatukan umat Islam dalam pengalaman ibadah bersama.

Jelaga Batin yang Terkelupas: Harapan bahwa "jelaga batin terkelupas lepas" menggambarkan proses pembersihan dan pemurnian jiwa selama bulan Ramadhan. Jelaga yang terkelupas dapat diartikan sebagai beban atau kesalahan yang dihapuskan melalui ibadah dan pengorbanan.

Puisi "Ramadhan" menghadirkan gambaran keistimewaan dan keberkahan bulan suci Ramadhan. A. Rahim Eltara berhasil menyampaikan perasaan spiritual dan harapan akan pemurnian jiwa melalui ungkapan yang penuh makna dan keindahan. Puisi ini merayakan nilai-nilai spiritual dan ibadah dalam tradisi Islam selama bulan Ramadhan.

Puisi
Puisi: Ramadhan
Karya: A. Rahim Eltara
© Sepenuhnya. All rights reserved.