Puisi: Engkau Menunggu Kemarau (Karya Abdul Hadi WM)

Puisi "Engkau Menunggu Kemarau" karya Abdul Hadi WM merangkum keindahan malam, antisipasi terhadap masa sulit, dan ketenangan yang dapat ditemukan ...
Engkau Menunggu Kemarau


Di Guest House
Engkau menunggu kemarau
Hari hampir malam
Membersihkan pelabuhan

Sebelum engkau berdiri
Pergi
Di langit lembayung terdengar suara awan
Bahwa rawan sudah kau siapkan
Bahwa kesal sudah kau diamkan


1968

Sumber: Horison (Mei, 1970)

Analisis Puisi:
Puisi "Engkau Menunggu Kemarau" karya Abdul Hadi WM menggambarkan suasana kerinduan dan ketenangan di tengah hening malam. Puisi ini memanfaatkan gambaran pelabuhan dan elemen-elemen alam untuk menyampaikan pesan tentang antisipasi terhadap kehadiran kemarau.

Konteks Pelabuhan: Pelabuhan digambarkan sebagai tempat yang tenang dan damai, di mana engkau menunggu kemarau. Pelabuhan, yang seringkali dikaitkan dengan pergerakan dan aktivitas, di sini menjadi latar yang menunjukkan ketenangan dan antisipasi.

Menunggu Kemarau: Judul puisi mengindikasikan ketidakpastian terhadap kedatangan kemarau. Menunggu kemarau bisa diartikan sebagai menantikan peristiwa atau perubahan dalam kehidupan. Kemarau, sebagai perwujudan ketidakpastian, mungkin mencerminkan suatu perubahan atau kejadian yang sedang dinanti.

Hari Hampir Malam: Penggambaran bahwa hari hampir malam menciptakan suasana senja atau awal malam yang penuh misteri. Waktu ini seringkali dikaitkan dengan introspeksi dan refleksi, memberikan nuansa mendalam pada suasana puisi.

Langit Lembayung: Suara awan dan langit lembayung menciptakan citra alam yang indah dan penuh perasaan. Warna lembayung yang lembut bisa diartikan sebagai perasaan yang tenang dan damai di tengah menunggu.

Kesiapan dan Kesabaran: Penggunaan kata "rawan" dan "kesal" mengisyaratkan bahwa engkau telah bersiap menghadapi sesuatu yang akan datang, bahkan jika itu adalah kemarau. Kata "kesal" juga memberikan nuansa penantian yang panjang dan sabar.

Pesan Filosofis: Puisi ini bisa dianggap sebagai metafora kehidupan, di mana seseorang diibaratkan menunggu kemarau sebagai simbol tantangan atau peristiwa sulit. Kesabaran dan persiapan dihadirkan sebagai pesan filosofis tentang bagaimana menghadapi ketidakpastian dan perubahan dalam hidup.

Puisi "Engkau Menunggu Kemarau" karya Abdul Hadi WM merangkum keindahan malam, antisipasi terhadap masa sulit, dan ketenangan yang dapat ditemukan dalam kesabaran. Dengan menggunakan gambaran alam dan pelabuhan, puisi ini menyajikan pesan yang dalam dan mendalam tentang kesiapan menghadapi tantangan hidup.

Puisi: Engkau Menunggu Kemarau
Puisi: Engkau Menunggu Kemarau
Karya: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.