Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Jakarta" karya Asep Setiawan merupakan karya yang penuh dengan makna dan menyiratkan refleksi mendalam terhadap perubahan kota Jakarta.
Personifikasi Jakarta: Jakarta dipersonifikasikan sebagai entitas hidup dengan ciri-ciri daun, bunga kaca, dan hewan-hewan. Personifikasi ini memberikan kesan bahwa kota ini memiliki kehidupan dan karakter yang unik.
Perubahan Lanskap Kota: Puisi menggambarkan perubahan drastis dalam lanskap Jakarta. Rimbunnya alam hijau digantikan oleh beton dan kaca, mengilustrasikan pertumbuhan perkotaan yang cepat dan perubahan dari desa menjadi kota modern.
Dampak Perubahan Terhadap Alam dan Satwa: Penggunaan bahasa metaforis dalam menggambarkan satwa yang menjadi parau, menggeram, dan berubah menjadi impor dengan kaki sintetis menyoroti dampak negatif urbanisasi terhadap keberagaman alam dan satwa liar.
Kritik terhadap Pembangunan Tanpa Batas: Puisi ini mengandung kritik terhadap perkembangan kota yang seringkali tidak terkendali dan kurang mempertimbangkan dampak lingkungan. Beton, kaca, dan mesin menggantikan unsur-unsur alami, menandakan kehilangan identitas lokal.
Perubahan Budaya dan Tradisi: Puisi merujuk pada perubahan dalam budaya dan tradisi, terutama dengan menggambarkan anak-anak yang tidak lagi bermain di bawah purnama. Hal ini mencerminkan kehilangan kegiatan luar ruangan dan perubahan gaya hidup akibat urbanisasi.
Penyesalan dan Kehampaan: Ungkapan tentang cahaya bulan yang semakin dungu dan kabur menunjukkan penyesalan dan kehampaan atas perubahan yang terjadi. Ada kesan bahwa perubahan itu tidak selalu membawa kemajuan yang positif.
Keprihatinan Terhadap Lingkungan: Puisi ini dapat diartikan sebagai ekspresi keprihatinan terhadap pengrusakan lingkungan dan hilangnya nilai-nilai alam yang bernilai tinggi.
Puisi "Tentang Jakarta" bukan hanya sekadar gambaran fisik perubahan kota, tetapi juga menyiratkan perasaan kehilangan dan kehampaan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam alam dan budaya tradisional. Asep Setiawan mengajak pembaca untuk merenungkan dampak urbanisasi yang berlebihan dan mengingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan antara perkembangan kota dan pelestarian nilai-nilai lokal.
Karya: Asep Setiawan