Puisi: Untuk Bersama (Karya Ali Hasjmy)

Puisi "Untuk Bersama" karya Ali Hasjmy mengangkat tema persatuan dan kebersamaan dalam konteks pembangunan dan kemakmuran tanah air.
Untuk Bersama

Biar hujan tidak turun,
Kalau hanya menyirami ladangku,
Biar tak ngembang sekar suhun,
Kalau hanya di tamanku.

Biar purnama tidak terbit,
Jika tidak bersama korongku,
Apalah guna bulan sabit,
Jika tak menyuluh seluruh negeriku.

Dimanakan dapat mengecap nikmat,
Jika tidak bersama korongku,
Dimanakan bisa merasa rahmat,
Jika tetangga sengsara selalu.

Baru damai jiwaku, diri,
Waktu lah senang rakyat bangsaku,
Di situ dapat bagia sejati,
Dalam kemuliaan Tanah Airku.

Aku berjihad untuk bersama,
Untuk kemakmuran Tumpah Darahku,
Biar kukorban segala yang ada,
Buat pembangkit syiar Wathanku.

Rela badanku hancur binasa,
Tulang berderai di dalam kubur,
Asal selamat umat berjuta,
Serta negeriku jadi masyhur.

Mulia negeri, bahagia bangsa,
Tujuanku dalam perjuangan,
Menghidupkan semarak Agama,
Itulah maksudku, gerangan.

Sumber: Dewan Sajak (1938)

Analisis Puisi:
Puisi "Untuk Bersama" karya Ali Hasjmy adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan semangat persatuan, kebersamaan, dan pengabdian kepada tanah air.

Tema Persatuan dan Kebersamaan: Tema utama dalam puisi ini adalah persatuan dan kebersamaan. Penyair menekankan pentingnya bersama-sama dalam membangun dan menjaga tanah air. Puisi ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa kemajuan dan kebahagiaan hanya dapat dicapai jika semua elemen masyarakat bersatu.

Bahasa yang Puitis: Penyair menggunakan bahasa yang puitis dan kaya makna untuk mengungkapkan pesannya. Kata-kata seperti "Biar hujan tidak turun," "Biar tak ngembang sekar suhun," dan "Biar purnama tidak terbit" digunakan untuk menyampaikan gagasan tentang pentingnya bersama-sama.

Pemberian dan Pengorbanan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang pengorbanan yang diperlukan dalam mencapai persatuan dan kebahagiaan. Penyair menyatakan kesiapannya untuk mengorbankan segala yang ada demi kemakmuran tanah airnya.

Pesan Kemanusiaan: Puisi ini memiliki pesan kemanusiaan yang kuat. Penyair menyuarakan harapan akan kebahagiaan semua orang dan mengajak pembaca untuk peduli terhadap tetangga yang menderita.

Keindahan Negeri dan Bangsa: Penyair mengekspresikan kecintaannya terhadap keindahan negeri dan bangsanya. Dia menyatakan bahwa persatuan adalah kunci untuk memastikan keindahan dan kebahagiaan tersebut terus berlanjut.

Makna Simbolis: Puisi ini memiliki makna simbolis yang dalam. Hujan, bulan, dan matahari digunakan sebagai lambang kemakmuran dan kebahagiaan. Mereka hanya memiliki arti jika mereka bersama-sama, mencerminkan makna persatuan dalam konteks puisi ini.

Ketulusan dan Pengabdian: Puisi ini mencerminkan ketulusan dan pengabdian penyair terhadap tanah airnya. Dia siap mengorbankan segala-galanya demi kebahagiaan dan kemakmuran Indonesia.

Pesan Akhir: Pesan akhir dari puisi ini adalah bahwa persatuan dan kebersamaan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran. Penyair mengajak semua orang untuk berjuang bersama demi kebaikan bersama.

Puisi "Untuk Bersama" karya Ali Hasjmy adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema persatuan dan kebersamaan dalam konteks pembangunan dan kemakmuran tanah air. Puisi ini menciptakan nuansa yang penuh semangat dan ketulusan dalam menyuarakan harapan akan kebahagiaan bersama sebagai sebuah bangsa.

Ali Hasjmy
Puisi: Untuk Bersama
Karya: Ali Hasjmy

Biodata Ali Hasjmy:
  • Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
  • Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
  • Dalam dunia sastra, Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.
© Sepenuhnya. All rights reserved.