Puisi: Untuk Sebuah Catatan Harian (Karya Abdul Hadi WM)

Puisi "Untuk Sebuah Catatan Harian" karya Abdul Hadi WM mengundang pembaca untuk merenungkan perubahan dan perasaan melalui penggunaan gambaran dan ..
Untuk Sebuah Catatan Harian


Di bawah seribu mawar
Bulan Juli yang terbakar
Dan langit musim panas
Matahari berganti-ganti

Ada bayangan daun gugur
Pada tingkap musim mencari
Serta kuntum-kuntum kapur
Dan kota yang semakin sunyi

Malam: Berapa jejak sudah di jalan itu
Dan gerimis yang pulang sendiri
Ketika lonceng dari gereja mati
Ketika pelabuhan dari pulau abadi

Kau berkata, tak ada stasiun
Sebelum kereta memencar
Kau berkata, tak ada daun
Sebelum pohon berakar

Di bawah seribu mawar
Bulan Juli yang terbakar
Dan langit musim panas
Matahari menyuling keras sekali.

1974

Sumber: Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)

Analisis Puisi:
Puisi "Untuk Sebuah Catatan Harian" karya Abdul Hadi WM adalah karya yang penuh dengan gambaran alam, musim, dan perasaan. Puisi ini memiliki nuansa nostalgia dan keindahan alam yang mendalam.

Alam dan Musim: Puisi ini menggambarkan berbagai elemen alam dan musim, seperti seribu mawar, bulan Juli yang terbakar, langit musim panas, dan matahari yang bersinar terang. Deskripsi ini menciptakan latar belakang visual yang kuat dan memadati puisi dengan warna dan atmosfer yang intens.

Simbolisme Musim Panas: Musim panas seringkali dianggap sebagai simbol kehangatan, kehidupan, dan keceriaan. Namun, dalam puisi ini, musim panas tampaknya memiliki nuansa yang lebih berat dan panas, menciptakan kesan kekeringan dan kecanggihan yang tidak selalu positif.

Gambaran Pemandangan: Puisi ini menciptakan gambaran-gambaran pemandangan yang berbeda-beda, seperti "bayangan daun gugur," "tingkap musim mencari," dan "kota yang semakin sunyi." Puisi ini memanggil gambaran-gambaran visual yang menggambarkan perubahan dan kekosongan dalam lanskap.

Penggunaan Daun dan Pohon: Daun dan pohon sering digunakan dalam puisi sebagai simbol kehidupan dan perubahan. Pada dasarnya, daun adalah simbol musim, perubahan, dan siklus kehidupan. Dalam puisi ini, daun mewakili sesuatu yang tidak pernah hilang atau berakhir.

Kekuatan Imajinasi: Puisi ini mengundang pembaca untuk menggunakan imajinasi mereka dalam menafsirkan makna dari kata-kata dan gambaran yang digambarkan. Penulis memberikan sedikit petunjuk konkret, tetapi pada saat yang sama memberi ruang bagi interpretasi pribadi.

Pesan Nostalgia: Puisi ini membawa nuansa nostalgia, di mana penulis mengingat suatu masa atau pengalaman yang mungkin telah berlalu. Ada perasaan melankolis dan kehilangan yang diungkapkan melalui deskripsi alam dan suasana.

Penutup yang Kuat: Penutup puisi yang menyebutkan "matahari menyuling keras sekali" menekankan intensitas musim panas dan panasnya yang tidak terlalu menyenangkan. Hal ini memberikan kesan akhir yang kuat pada puisi, merangsang refleksi lebih lanjut.

Secara keseluruhan, "Untuk Sebuah Catatan Harian" adalah puisi yang penuh dengan gambaran alam yang indah dan memiliki pesan nostalgia yang kuat. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan perubahan dan perasaan melalui penggunaan gambaran dan simbolisme yang kuat.

Puisi: Untuk Sebuah Catatan Harian
Puisi: Untuk Sebuah Catatan Harian
Karya: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.