Ada Setetes Diriku
siapa jalan pulang
adzan subuh dari kabut mengusap
pendengaran
bocah merintih dalam mata berkunang sungguh
sebuah sajak dari arah hati melesat
meledak di udara seperti
semalaman bintang mabuk menyaksikan
sesuatu yang hanya bisa diucap dengan
diam
pejalan keramaian itu bosan mengatakan trotoar
keluar masuk hutan membaca
daun-daun sujud
batu-batu sujud
tunjam di dasar kali
seperti sisa malam merebut fajar
ekor bintang melepas di udara, meleleh
di mana?
ombak membentur karang
terpencar airnya
Gusti, ada setetes diriku di situ
selebihnya sabda-Mu
1996
Puisi: Ada Setetes Diriku
Karya: Abdul Wachid B. S.