Gurindam di Antara
di antara pohon pinus, liuk bukit sidaboa mencium langit
di antara hati kau aku adakah cakrawala sampai?
demikian jengah hidup di antara
demikian parah luka tercecer di mana-mana
tapi kau aku akan sampai ke rumah
sekalipun badai meretakkan jalanan
tapi siapa tahan memandang saudara
luka lambung dalam amuk badai?
kekasih, kamulah pelangi yang menghubung
pucuk pinus, liuk bukit sidaboa mencium langit
seperti para kekasih, airmatanya menjelma bunga
mengeringkan luka dan duka
sampaikan saudara kau aku
ke cakrawala
untuk sebuah rumah
yang disebut embun.
1998
Puisi: Gurindam di Antara
Karya: Abdul Wachid B. S.