Puisi: Kasidah Cinta (Karya Abdul Wachid B. S.)
Puisi: Kasidah Cinta
Karya: Abdul Wachid B. S.
Kasidah Cinta
(Pak Muh, Sekarjalak, Pati)
setundun pisang di tangan kekasih
tidak ada hati yang
tersisih lantaran cinta selalu gigih
tanpa kata-kata yang berbuih
apakah manusia layak kera
punya suka tetapi tanpa cinta?
sesisir demi sesisir pisang itu lantas
dibagi tamu demi tamu dengan pantas
setiap cinta memberi atau menerima
senada dengan irama jiwa
tangan kekasih yang
menggubah lagu ataukah gagu layak kera
tetapi tetamu ini dalam ingatan
betapa bahwa diri sebagai khayawan
betapa bahwa manusia melebihi malaikat
bila senyuman kebaikan melukis wajah terlihat
sesisir demi sesisir pisang itu lantas
dijamu tamu demi tamu dengan pantas
giliran aku termangu tersebab pisang tinggal satu
itu pun telah bosok sisa dipatuk burung hantu
“barangkali inilah cintaku yang
bosok lantaran keakuanku yang sok
sok perhatian kepadamu sok tunduk kepadamu
sok runduk kepadamu sok hilang
aku di dalammu”
majelis malam pulang kembali kepada fajar
salam bersalaman sebelum bubar
kekasihku membisik di telinga hatiku bergetar
“ia yang harap-harap cemas
cintanya sebosok pisang tetapi bukan busuk, sayang
cinta yang jodoh itu justru telah matang
langsung dari pohonnya”
Yogyakarta, 29 Januari 2016
Karya: Abdul Wachid B. S.