Pematang Kita
Pematang itu masih utuh
Ada dam. Gejolak diredam
Saat itu tengah bulan jatuh
Nafasmu, lava yang dalam
Pematang itu berlindung malam
Nunggu orang. Suara-suara direndam
Saat itu tubuh saling sentuh
Di rerumputan, pakaian angin luruh
Pematang itu, dam itu
Angin itu, jalanan waktu
Kemegahan percintaan dinyalai cahaya
Teranglah badan-sukma kita
Pematang itu, hari-hari menempuh
Ada dam. Sungai bandang
Hari-hari membentang jauh
Kau di seberang aku di seberang
Pematang itu masih utuh
Meliuk-liuk mencari hari
Di dalam hati : Cinta
Mengabadikan yang tiada.
2003
Karya: Abdul Wachid B. S.