Puisi: Suaramu Telah Memikat Ingatanku (Karya Agus Noor)

Puisi "Suaramu Telah Memikat Ingatanku" menggambarkan perasaan mendalam setelah kepergian kekasih, di mana suara dan kenangan kekasih tetap hidup ....
Suaramu Telah Memikat Ingatanku
(untuk #L)

Suaramu telah memikat ingatanku, hari ini

kurasakan suaramu, seperti cahaya lembut, yang perlahan memeluk seluruh kesedihanku

kau tahu, aku telah lama belajar dari airmata, yang selalu memahami seseorang yang dicintainya dengan cara menjatuhkan diri

akan tiba saatnya, di malam-malamku yang penuh kerisauan, suaramu akan menjelma jerit kijang yang terpanah jantungnya

ya, pada saat itu aku pun tahu: ada yang lebih tajam dari pisau waktu, yakni rindu

kesakitan, memang terasa lebih pedih dalam ingatan. mungkin itu, yang kelak kita sebut: kenangan

kita dipertemukan dalam kegentingan. seperti ada burung-burung api, yang terbang dalam jiwa, dan membakar kita sendiri

tapi kebahagiaan, cintaku, selalu pantas diperjuangkan. apa pun resikonya

kau pasti akan memilih hidup dan kebahagiaanmu. kita akan saling menghapus, atau begitu saja terhapus

bagaimana pun caramu meninggalkan aku, engkau akan selalu bahagia dalam ingatanku. dan aku, akan betahan hidup, dengan mengingat ciuman-ciumanmu

hidup barangkali memang hanya menunda luka

di antara kita, akan tiba juga itu luka: ketika semua kancing bajumu terbuka, dan aku tak bisa lagi menutupnya.

2011

Sumber: Ciuman yang Menyelamatkan dari Kesedihan (2012)

Analisis Puisi:
Puisi "Suaramu Telah Memikat Ingatanku" adalah karya penyair Indonesia, Agus Noor, yang menggambarkan perasaan mendalam tentang kehilangan dan kenangan cinta. Dalam puisi ini, penyair mengungkapkan kompleksitas perasaan setelah kepergian kekasih, dan bagaimana suara dan kenangan sang kekasih masih berdiam di dalam ingatannya.

Suara yang Memikat Ingatan: Penyair memulai puisi dengan menyampaikan betapa suara kekasihnya telah memikat ingatannya. Suara ini diibaratkan sebagai "cahaya lembut" yang memeluk kesedihannya. Metafora ini menggambarkan betapa pentingnya suara itu baginya, seolah-olah menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi kesedihannya.

Airmata dan Rindu: Penyair menyatakan bahwa ia telah belajar dari airmata, yang selalu mengalir ketika seseorang merindukan orang yang dicintainya. Airmata ini mencerminkan rasa rindu yang mendalam. Di sini, rindu dianggap sebagai sesuatu yang "lebih tajam dari pisau waktu," menyoroti kekuatannya dalam meresapi perasaan dan kenangan.

Kehilangan yang Tak Terelakkan: Dalam malam-malam yang penuh kerisauan, suara kekasih akan berubah menjadi jeritan kijang yang terpanah jantungnya. Ini menggambarkan rasa sakit kehilangan yang begitu mendalam dan sulit dihindari. Penyair menyadari bahwa rasa rindu dan kehilangan akan menghantuinya seperti burung-burung api yang membakar jiwa.

Kebahagiaan dan Kenangan: Meskipun kebahagiaan pernah ada di antara mereka, kekasih diizinkan untuk memilih hidup dan kebahagiaannya sendiri, bahkan jika itu berarti meninggalkan penyair. Namun, tak peduli bagaimana kekasih pergi, ia akan selalu tetap bahagia dalam ingatan penyair, dan penyair akan bertahan hidup dengan mengingat ciuman-ciuman sang kekasih.

Menunda Luka: Penyair menyatakan bahwa hidup mungkin hanya menunda luka, mengisyaratkan bahwa ketika kebahagiaan berakhir, luka akan datang menghampiri. Metafora "kancing bajumu terbuka" mencerminkan kerentanannya dan ketidakmampuannya untuk mengatasi kehilangan kekasihnya.

Puisi "Suaramu Telah Memikat Ingatanku" menggambarkan perasaan mendalam setelah kepergian kekasih, di mana suara dan kenangan kekasih tetap hidup dalam ingatan penyair. Puisi ini menggambarkan bahwa rindu dan kehilangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari cinta. Meskipun kebahagiaan pernah ada, penyair menyadari bahwa luka dan kehilangan bisa datang kapan saja. Puisi ini mengungkapkan kompleksitas emosi dan kekuatan kenangan dalam merajut kembali momen-momen berharga dalam hubungan yang telah berakhir. Agus Noor berhasil menghadirkan nuansa perasaan yang kuat melalui imaji dan metafora dalam puisi ini, dan pesan cintanya akan terus melekat dalam hati pembaca.

Agus Noor
Puisi: Suaramu Telah Memikat Ingatanku
Karya: Agus Noor

Biodata Agus Noor:
  • Agus Noor lahir pada tanggal 26 Juni 1968 di Margasari, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Agus Noor adalah seorang penulis puisi, cerpen, prosa, naskah lakon dan skenario sinetron.
© Sepenuhnya. All rights reserved.