Puisi: Batu yang Bernyanyi (Karya Ahmad Nurullah)

Puisi: Batu yang Bernyanyi Karya: Ahmad Nurullah
Batu yang Bernyanyi
(- mengenang Bunda Teresa)


"Tuhan," katamu, "bersahabat dengan diam
Bunga tumbuh tanpa kata. Bulan bergerak,
tanpa berisik."

Maka, menyeberang dari kata,
dari gemuruh dan tempik sorak, 
dari kasak-kusuk dan teriak,
aku pun melangkah
ke dalam diam:
 
Kesunyian tumbuh
jadi kata. Diam mengembang
jadi bahasa. 

Bumi terus berputar, tanpa derak. 
Waktu mengalir, tanpa gericik. 
Dan, dalam diam,
pepohonan menggeliat,
batu-batu bernyanyi. 
Rerumput tumbuh, tanpa bunyi.
Embun lindap, seperti pencuri
diam-diam datang
merayakan pagi. 

Bunda, bagaimana harus kudengar suara badai,
misalnya di Aceh?


Jakarta, 2005

Sumber: Setelah Hari Keenam (2011)

Ahmad Nurullah
Puisi: Batu yang Bernyanyi
Karya: Ahmad Nurullah

Biodata Ahmad Nurullah:
  • Ahmad Nurullah (penulis puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra) lahir pada tanggal 10 November 1964 di Sumenep, Madura, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.