Puisi: Di Jalanan Yogya (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Di Jalanan Yogya" karya Andy Sri Wahyudi menciptakan gambaran tentang perenungan yang dalam dan penuh misteri terhadap bulan, kenangan, dan ...
Di Jalanan Yogya


Aku melihat rembulan, separuh dan samar.
Ia menatapku tapi aku tak berani terus menatapnya.
Karena di bulan ada raksasa sedang melamun
mungkin mengenang cinta pertamanya.
Raksasa itu telanjang bulat dan berwarna kabut.

Apakah kamu takut dengan kenangan?
Bertemanlah dengan raksasa di bulan,
ia akan mengajarimu cara mengenal kenangan

Tak ada lagi rumah, tak ada lagi arah, tak ada lagi lelah
semua akan bergerak menjadi kenangan.
Juga aku dan kamu.

Mesin perjalanan terus bersuara.


2015-2016

Analisis Puisi:
Puisi "Di Jalanan Yogya" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pengalaman individu yang merenungkan bulan di jalanan Yogya.

Latar Waktu dan Tempat: Puisi ini menciptakan latar belakang di jalanan Yogya, yang merupakan lingkungan yang tenang dan mendalam. Bulan diangkat sebagai elemen penting dalam latar belakang puisi ini.

Tokoh Utama: Tokoh utama dalam puisi ini adalah narator atau pembicara yang merenungkan bulan dan merasakan kehadiran raksasa di sana. Narator ini memiliki rasa takut dan keterkaguman terhadap bulan.

Raksasa di Bulan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang raksasa yang ada di bulan. Raksasa ini adalah simbol dari kenangan dan mungkin juga penyesalan. Ia digambarkan sedang melamun, mengingat cinta pertamanya, dan berwarna kabut, menciptakan gambaran yang samar dan misterius.

Kenangan dan Ketakutan: Puisi ini mengangkat tema kenangan dan ketakutan terhadapnya. Narator bertanya apakah seseorang takut terhadap kenangan, dan bulan dengan raksasanya diangkat sebagai simbol kenangan itu sendiri. Narator mungkin berpikir bahwa melupakan kenangan adalah cara untuk menghindari rasa takutnya.

Perubahan dan Ketidakpastian: Puisi ini menciptakan perasaan perubahan dan ketidakpastian. Tidak ada lagi rumah, arah, atau lelah. Semua akan bergerak menjadi kenangan, termasuk narator dan pembaca puisi. Ini mencerminkan gagasan bahwa segala sesuatu dalam hidup adalah sementara dan berubah.

Mesin Perjalanan: Mesin perjalanan di akhir puisi mungkin merujuk pada perjalanan fisik atau metafora perjalanan hidup. Ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol perjalanan yang terus berlanjut dalam kehidupan, bahkan ketika segala sesuatu berubah menjadi kenangan.

Puisi ini menciptakan gambaran tentang perenungan yang dalam dan penuh misteri terhadap bulan, kenangan, dan perubahan dalam kehidupan. Penggunaan imaji yang kuat, seperti raksasa di bulan dan gambaran tentang ketidakpastian, memberikan suasana misterius dan kontemplatif pada puisi ini.

Puisi: Di Jalanan Yogya
Puisi: Di Jalanan Yogya
Karya: Andy Sri Wahyudi
© Sepenuhnya. All rights reserved.