Puisi: Kenang-kenangan (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Kenang-kenangan" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah karya sastra yang sederhana namun penuh dengan nuansa emosional dan makna mendalam.
Kenang-kenangan


Pernah, ketika siang
Ku menyapamu di sebuah kedai kecil
Tempat biasa ku melepas rasa lelahku
Kau tersenyum sambil berlalu setelah itu
Senyummu terbang tertiup angin ke arahku
Bergegas kutangkap dan ku bawa lari ke
fotocopy

Terima kasih,
Kulaminating senyummu menjadi hiasan
dompetku.


Jogja 2002

Sumber: Ibu, Aku Minta Dibelikan Mushola (2012)

Analisis Puisi:
Puisi "Kenang-kenangan" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah karya sastra yang sederhana namun penuh dengan nuansa emosional dan makna mendalam. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan momen-momen kecil yang meninggalkan kesan mendalam dan menjadi kenang-kenangan yang berharga.

Momen Kecil dengan Makna Besar: Puisi ini membuka dengan ungkapan "Pernah, ketika siang," yang menunjukkan bahwa peristiwa yang akan digambarkan adalah saat-saat yang tampak sederhana dan biasa. Namun, melalui gaya bahasa dan penyampaian yang halus, penyair berhasil menunjukkan bahwa momen-momen kecil ini memiliki makna yang dalam dan berdampak besar pada narator.

Penggambaran Tempat dan Waktu: Penyair menggambarkan sebuah "kedai kecil" sebagai latar belakang momen tersebut. Ini menciptakan suasana yang intim dan akrab, serta mencirikan momen ini sebagai momen santai di mana narator melepas rasa lelah. Penggunaan waktu (siang) dan tempat (kedai kecil) memberikan nuansa nyata dan dapat dikenali dalam pikiran pembaca.

Ekspresi Senyum: Senyum menjadi elemen kunci dalam puisi ini. Senyum yang diberikan oleh seseorang (kemungkinan sang kekasih) kepada narator menggambarkan rasa hangat dan kasih sayang. Senyum ini menciptakan hubungan emosional dan menghadirkan momen yang penuh kebahagiaan.

Simbolisme Angin dan Fotocopy: Pada bagian berikutnya, penyair menggunakan simbolisme untuk menunjukkan nilai dan signifikansi dari senyum tersebut. Senyum yang terbang dan tertiup angin menunjukkan kerapuhan dan ketidakpastian dalam menyimpan kenangan. Penggunaan fotocopy sebagai metafora untuk mengabadikan senyum menjadi sebuah tindakan untuk merawat dan mempertahankan kenangan.

Rasa Terima Kasih dan Penghargaan: Puisi ini menggambarkan perasaan terima kasih dan penghargaan narator terhadap senyum yang telah diberikan. Kata "Terima kasih" menggambarkan rasa tulus dan rendah hati. Penggunaan istilah "Kulaminating senyummu menjadi hiasan dompetku" menunjukkan bagaimana kenangan dan pengalaman yang berharga dapat menjadi sesuatu yang dihargai dan dijaga dengan penuh kasih.

Puisi "Kenang-kenangan" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan dan makna dalam momen-momen sederhana. Melalui perpaduan kata-kata yang indah dan simbolisme yang halus, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang nilai dari kenangan-kenangan kecil dalam hidup. Pesan tentang penghargaan terhadap momen-momen istimewa dan rasa terima kasih menjadi inti dari puisi ini, mengingatkan kita untuk menghargai kebahagiaan dalam hal-hal yang tampak sepele namun sangat berarti.

Puisi: Kenang-kenangan
Puisi: Kenang-kenangan
Karya: Andy Sri Wahyudi
© Sepenuhnya. All rights reserved.