Puisi: Pada Airmatamu, Kulihat Jalan Buntu (Karya Ahmad Nurullah)

Puisi: Pada Airmatamu, Kulihat Jalan Buntu Karya: Ahmad Nurullah
Pada Airmatamu, Kulihat Jalan Buntu
(- Untukmu yang Sedang Menangis)


Pada airmatamu, kulihat jalan buntu: Mimpi-mimpi robek.
Waktu macet. Masa depan adalah kerumunan kabut.

Langkahmu terseok. Lalu terperosok pada sebuah sudut.
Di depan, selengkung sungai berhenti mengalir. Di
kaki cakrawala, matahari mengeras jadi fosil.

Di keningmu, hari-hari tak lagi menetes. Jam mengerut
dan pendek. Ruang sempit. Di langit, bulan kusut. Ijazah
berlumut. Hari mampet. Dan besok, mungkin dunia telah punah.

Pada airmatamu, tak ada lagi yang tersisa. Kecuali rerumput
dan pohon-pohon yang berhenti tumbuh. Arah yang acak.
Gelap. Lalu sebuah gardu, tempat malaikat menunggu.
Rohmu mengeras dan beku.


Jakarta, 2005

Ahmad Nurullah
Puisi: Pada Airmatamu, Kulihat Jalan Buntu
Karya: Ahmad Nurullah

Biodata Ahmad Nurullah:
  • Ahmad Nurullah (penulis puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra) lahir pada tanggal 10 November 1964 di Sumenep, Madura, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.