Puisi: Sebab Cinta Tak Selalu Sehat (Karya Ahmad Nurullah)
Puisi: Sebab Cinta Tak Selalu Sehat
Karya: Ahmad Nurullah
Sebab Cinta Tak Selalu Sehat
sebab cinta memang tak selalu sehat. Atau mungkin
setengah gila: Seperti sore itu, pada sebuah halte,
kudengar kelamin perempuan itu berdenting -
lewat matanya. Halus
Tapi gemanya luar biasa: mengacak kelenjar,
dan sarafku. Merontokkan tanggal-tanggal hari besar,
mengaburkan tapal batas musim.
Waktu bergerak. Hidup di bawah satu atap rumah,
aku tahu akhirnya: perempuan ini ternyata tak pandai
merawat kelaminnya. Supaya tak hilang gemanya
di dalam waktu. Supaya uapnya tetap hangat dan terjaga.
Tetapi apa itu penting? Harus selalu berbuncah-buncahkah cinta?
Seperti takdir waktu, setiap masa kini pasti akan
kehilangan segarnya. Seperti matahari yang terus menyusut
dan kelak berlagak jadi raksasa merah
Sebelum mengerut jadi puntung cerutu -
harga yang tak lebih tinggi dibanding ingusku.
Begitulah. Seperti bekas bau halte itu, kenangan akhirnya
bukan apa-apa. Masa silam hilang gema: ketika kelamin
meredup, dan cinta memar oleh banyak masalah
Meninggalkan warna gelap pada perasaan
Guratan kusut pada sukma. Sebelum meledak jadi bencana -
sebab cinta memang tak selalu sehat. Juga kita.
Jakarta, 2005
Puisi: Sebab Cinta Tak Selalu Sehat
Karya: Ahmad Nurullah
Biodata Ahmad Nurullah:
- Ahmad Nurullah (penulis puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra) lahir pada tanggal 10 November 1964 di Sumenep, Madura, Indonesia.