Puisi: Selamat Pagi Oktober (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Selamat Pagi Oktober" karya Andy Sri Wahyudi menciptakan gambaran tentang pertanyaan, kenangan, dan refleksi terhadap masa lalu.
Selamat Pagi Oktober
(Buat gadis pemalu)

Apakah kamu masih suka jajan pasar dan ngemil di depan pintu rumah? Apakah kamu setia dengan kuncir dua ekor kuda di rambutmu? Aku datang padamu untuk bertanya: apakah kamu masih  salah tingkah denganku?

Selamat pagi Oktober, baumu masih seperti hujan kemarau, lucu dan rindu. Eh, dimana letak kuburan cinta? Kamu bisa mengantarku ziarah ke sana (aku tahu kuburan itu ada di matamu). Aku takkan menaburinya bunga atau membakar dupa, tapi ingin ku menaburi benih padi juga ramainya prasangka.

Ada sejarah yang berjalan diseputar kita. Ia berupa gelembung udara dari cita-cita. Mari pergi ke warung sate denganku, nanti kita kan menemui kekasih oktober yang sembunyi di stiap potongan daging. Ssstt... aku nggak jadi cinta padamu, lantaran seluruh pasar membenciku. Aku takut tak bisa memberimu makan. Selamat siang, kotamu panas. Sepanas hujan yang bertengkar.

Aduh... kaus kakiku, jangan bersedih...

Bandung, 9 Oktober 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Selamat Pagi Oktober" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah karya sastra yang mengandung elemen-elemen emosional, pertanyaan, kenangan, dan refleksi. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perasaan penulis terhadap bulan Oktober dan mengajak pembaca untuk merenungkan maknanya.

Pertanyaan yang Menggugah: Puisi ini dimulai dengan serangkaian pertanyaan yang menggugah pemikiran. Penyair bertanya tentang kebiasaan atau preferensi seseorang pada bulan Oktober. Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan nuansa keingintahuan dan mendorong pembaca untuk merenungkan kesejatian dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Kenangan dan Perasaan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang penulis yang merindukan bulan Oktober. Ia mencium "baumu masih seperti hujan kemarau" dan menggambarkan bulan Oktober sebagai sesuatu yang "lucu dan rindu." Penyair juga menyebut tentang "kuburan cinta" yang mungkin ada dalam kenangannya. Ini menciptakan nuansa nostalgia dan perasaan yang kuat terhadap masa lalu.

Refleksi pada Hubungan: Penyair menjelaskan bahwa ia tidak dapat menjadi cinta pada bulan Oktober karena "seluruh pasar membenciku." Ini menciptakan nuansa konflik dalam hubungan atau mungkin perasaan penolakan. Puisi ini juga mengungkapkan ketidakmampuan penyair untuk memberi makan, menciptakan gambaran hubungan yang terganggu oleh perbedaan atau rintangan.

Pesan Terakhir: Puisi ini berakhir dengan pesan yang menenangkan, di mana penyair menghibur "kaus kakiku." Ini mungkin menciptakan nuansa kesepakatan dengan diri sendiri atau menerima kenyataan bahwa bulan Oktober memiliki kenangan dan perasaan yang kompleks.

Secara keseluruhan, puisi "Selamat Pagi Oktober" adalah sebuah karya sastra yang menciptakan gambaran tentang pertanyaan, kenangan, dan refleksi terhadap masa lalu. Puisi ini menggambarkan perasaan penulis terhadap bulan Oktober dengan cara yang mendalam dan emosional, menciptakan nuansa nostalgia dan kerinduan.

Puisi
Puisi: Selamat Pagi Oktober
Karya: Andy Sri Wahyudi

© Sepenuhnya. All rights reserved.