Puisi: Selarit Merah di Atas Selat (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Selarit Merah di Atas Selat" memperlihatkan keindahan alam, kehidupan sehari-hari, dan kearifan dalam kesederhanaan. Dengan penggunaan ...
Selarit Merah di Atas Selat
(: Kiki Sulistyo)

Burung-burung menjilati udara asin. mereka terbang dengan sayap-sayap yang rindu perjuangan. pertunjukan teater di tengah gelombang telah dimulai. lihatlah, sandal jepit dan bungkus mie instan ramai berdiskusi, botol plastik sedang jatuh hati. di atas kapal seorang lelaki bernapas dengan kesabaran. aku melihat selarit merah di langit siang yang bengal. siang yang menggigit kulitku dengan tarian api hari depan.

Mendengar suara laut seperti nyali dan janji saling berkejaran menuju nyala. Di sana kesenian akan lahir menjadi bayi-bayi berwarna emas.

Kapal-kapal berlayar menuju tanah-tanah leluhur, tempat hati ini hidup. membuat pelita: selarit merah.

Padang Bay-Lembar, Januari 2017

Analisis Puisi:

Puisi "Selarit Merah di Atas Selat" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah karya sastra yang memperlihatkan pengalaman dan refleksi mendalam tentang hubungan manusia dengan alam, kehidupan sehari-hari, dan keindahan dalam kesederhanaan.

Gambaran Alam: Penyair memulai puisi dengan gambaran alam yang kuat. Ia menggunakan imaji burung-burung yang terbang di atas selat, menciptakan suasana alam yang hidup dan dinamis. Udara asin dan gelombang laut menjadi bagian dari latar belakang yang menciptakan suasana yang kuat dan khas.

Simbolisme Burung dan Pertunjukan Teater: Burung-burung yang terbang dengan sayap yang "rindu perjuangan" menjadi simbol semangat dan kebebasan. Pertunjukan teater di tengah gelombang menggambarkan kehidupan sebagai sebuah drama yang terus berjalan, di mana setiap objek kecil punya peran penting dalam cerita kehidupan.

Kearifan Alam dan Kehidupan Sehari-hari: Penyair menyelipkan gambaran sandal jepit, bungkus mie instan, dan botol plastik yang berdiskusi. Hal ini menciptakan kontras antara kehidupan sederhana sehari-hari dengan keindahan alam yang megah di sekitarnya. Namun, kesadaran akan lingkungan dan kehidupan sehari-hari juga tercermin dalam puisi ini.

Selarit Merah dan Kesenian: Penyair menggunakan metafora "selarit merah" sebagai simbol kesenian dan kehidupan yang indah. Di tengah-tengah kegelapan dan kesulitan, kesenian lahir dan menjadi "bayi-bayi berwarna emas", menggambarkan harapan dan keceriaan dalam kehidupan.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini juga menyiratkan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam. Kapal-kapal yang berlayar menuju tanah leluhur menciptakan gambaran tentang hubungan kembali ke akar-akar budaya dan alamiah.

Puisi "Selarit Merah di Atas Selat" adalah sebuah karya sastra yang memperlihatkan keindahan alam, kehidupan sehari-hari, dan kearifan dalam kesederhanaan. Dengan penggunaan bahasa yang kaya akan imaji dan simbol, Andy Sri Wahyudi berhasil menghadirkan pengalaman dan refleksi mendalam tentang kehidupan dan hubungan manusia dengan alam.

Puisi
Puisi: Selarit Merah di Atas Selat
Karya: Andy Sri Wahyudi
© Sepenuhnya. All rights reserved.