Puisi: Tubuhku Merindukan Tubuhmu (Karya Arahmaiani)

Puisi "Tubuhku Merindukan Tubuhmu" mengeksplorasi kompleksitas tubuh manusia, hubungan dengan waktu dan alam, serta kerinduan akan kebersamaan dan ...
Tubuhku Merindukan Tubuhmu

Ini tubuh
Siapa punya?
Aku terperangkap di dalamnya
Mengeja belulang
Membaca daging dan darah
Melapal saraf

Tubuhku
Satu unit organ
Mengeluarkan cairan
Menyedot cairan
Berdenyut
Diam

Menangis
Mengembang kempis
Gerah
Bergairah
Lelah
Dan menjadi tua

Tubuhku
Dipasung waktu
Diikat aturan alam
Sendiri
Bergerak
Dalam isolasi

Tubuhku
Buah kehidupan
Dari benih tertanam
Rasakan
hangat menyusur
Sekujur
Jatuhan keringat

Pori-pori
terbuka
Lajur urat nadi seperti renda
Merentang dan berkelok
Di rimbunan bulu rambut
Rasakan gelombang hangat
Gairah birahi

Tubuhku
Sepenggal pernyataan
Sebutir tanda
Setitik air
Sebuah kenyataan
Merindukan tubuhmu.

Yogyakarta, 2002

Sumber: Roh Terasing (2004)

Analisis Puisi:

Puisi "Tubuhku Merindukan Tubuhmu" karya Arahmaiani menggambarkan kompleksitas dan keintiman hubungan antara tubuh individu dan keinginan untuk bersatu dengan tubuh orang lain.

Eksplorasi Tubuh Manusia: Penyair memulai puisi dengan eksplorasi yang mendalam terhadap tubuh manusia. Dari daging dan tulang hingga sistem saraf dan cairan tubuh, ia menggambarkan tubuh sebagai entitas kompleks yang terperangkap dalam kehidupan dan waktu.

Tubuh Sebagai Manifestasi Kehidupan: Puisi ini menyajikan tubuh sebagai simbol kehidupan dan pengalaman manusia. Dari lahir hingga menua, tubuh mengalami rangkaian perubahan, merasakan emosi dan sensasi yang beragam, dan akhirnya terikat oleh keterbatasan waktu dan aturan alam.

Kehangatan dan Intimasi Tubuh: Penyair mengekspresikan kehangatan dan intimasi tubuh melalui deskripsi yang indah tentang pori-pori yang terbuka, urat nadi yang melingkar, dan rimbunan bulu rambut. Ini menciptakan gambaran tentang keindahan alami tubuh manusia dan pengalaman sensorik yang mendalam.

Kesendirian dan Kerinduan: Meskipun tubuh adalah manifestasi kehidupan dan keintiman, penyair menyampaikan kesan kesendirian dan kerinduan yang mendalam. Tubuh individu dipandang sebagai entitas yang terbatas, terikat oleh waktu dan ruang, dan merindukan persatuan dengan tubuh orang lain.

Simbolisme Merindukan Tubuh Lain: Pernyataan terakhir puisi, "Tubuhku Merindukan Tubuhmu," menciptakan simbolisme tentang keinginan untuk bersatu dengan tubuh orang lain. Ini bisa diinterpretasikan sebagai kerinduan akan kebersamaan, keintiman, atau bahkan pencarian akan kesempurnaan dan pemenuhan diri.

Puisi "Tubuhku Merindukan Tubuhmu" mengeksplorasi kompleksitas tubuh manusia, hubungan dengan waktu dan alam, serta kerinduan akan kebersamaan dan keintiman. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan deskripsi yang indah, Arahmaiani berhasil menciptakan karya yang meresap dan membangkitkan refleksi mendalam tentang kemanusiaan dan hubungan antarindividu.

Arahmaiani
Puisi: Tubuhku Merindukan Tubuhmu
Karya: Arahmaiani

Biodata Arahmaiani:
  • Arahmaiani lahir pada tanggal 21 Mei 1961 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.