Analisis Puisi:
Puisi "Di Bawah Langit yang Sama" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran yang mendalam dan menyentuh tentang penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Rohingya.
Perbedaan Nasib dan Kesamaan Takdir: Puisi ini menggambarkan perbedaan nasib yang dialami oleh masyarakat Rohingya, yang meski merayakan hari raya Idul Adha di bawah langit yang sama, namun mengalami pengalaman yang sangat berbeda. Mereka harus bersembunyi di tanah pengungsian karena takut akan menjadi korban pembantaian.
Penderitaan dan Ketidakadilan: Penyair menyoroti penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Rohingya, yang tidak bisa berkurban seperti umat Muslim lainnya karena harus bersembunyi untuk menyelamatkan diri dari ancaman pembantaian. Mereka merasa menjadi korban dari dendam dan kebencian yang tidak adil.
Pertanyaan yang Menyentuh: Dalam puisi ini, penyair mengajukan serangkaian pertanyaan yang menyentuh, menggambarkan ketidakmengertian atas kenapa mereka harus menjadi sasaran pembantaian hanya karena perbedaan etnis dan agama. Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat Rohingya.
Pelukan dalam Ketakutan: Meskipun berada dalam ancaman dan ketakutan, masyarakat Rohingya tetap memeluk satu sama lain setelah menunaikan salat Idul Adha, meskipun tanpa memiliki hewan kurban. Ini menggambarkan kekuatan dan solidaritas mereka dalam menghadapi cobaan yang sulit.
Penghormatan terhadap Kebajikan: Penyair mengekspresikan pertanyaan moral tentang siapa yang lebih mulia di sisi Allah, menunjukkan bahwa dalam penghormatan terhadap kebajikan dan keadilan, masyarakat Rohingya tidak kalah dengan siapapun.
Pesan Kemanusiaan: Puisi ini menyampaikan pesan kemanusiaan yang kuat, menyoroti pentingnya empati, solidaritas, dan keadilan bagi semua manusia tanpa memandang ras, agama, atau etnis.
Dengan demikian, puisi "Di Bawah Langit yang Sama" adalah sebuah puisi yang membangkitkan kesadaran akan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Rohingya, serta mengajak untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.