Di dalam Sajak
kuberikan selampir tangan
kauterima sedepa angan…
maka apa lagi yang bisa kutulis
tentang kampung
yang beranjak dan berbiak?
di dalam sajak-sajak
angan selalu berbiak
langkah selalu hendak
beranjak,
tapi ke mana?
ohoi…
kampung kian mutung
ditandangi para pemurung
masuk dengan sembunyi-
sembunyi
saat malam kehilangan waktu
baiknya bawakan api
dari diri yang dengki
sebab yang datang
berawal malu-malu
lalu menanam tipu
- ah, tidak! - tiada
lagi perdu di sini
kebun telah jadi halaman
juga taman-taman…
melepas sajak-sajak
seperti mengulur layangan,
angan terus berbiak
- benih dari kelaminmu -
lalu menebar rayu
: hutan sasar.
17 April 2005
Puisi: Di dalam Sajak
Karya: Isbedy Stiawan ZS