Puisi: Di Pasar Buah (Karya Hasan Aspahani)

Puisi "Di Pasar Buah" karya Hasan Aspahani menggambarkan buah-buahan dengan gaya dan bahasa yang unik.
Di Pasar Buah


anggur. seperti menggigit merah butir-butir darah, 
mengalir-menjalar-merambat ke batang lidah. 
seperti hijau butir-butir tasbih, bila sebuah tersentuh,
maka sekali nama itu tersebut, adakah nama itu juga
mengalir-menjalar-merambat ke batang lidah?

jeruk. kepal tangan petinju kecil, memeram permen
manis-masam dalam genggam, ada yang mencair
tumpah ketika dihantamkan pukulan ke lidah,
aku ingin jadi kanak-kanak lagi, berlari-menari-
melompat-memanjat, di kebun, dari pohon ke pohon 
berbuah lebat, kubayangkan sebuah ring, di sana 
mulut berlidah kering, menyembunyikan taring. 

pisang. menyisir lapar lidah, melepas kelat getah,
selengkung panjang, mengenang tabah batang, 
pada kuning yang terang kudengar lagu petani,
berdendang tentang kelelawar sepasang yang
terpaksa terbang saat rumpun itu ditebang. 

mangga. kutimbang juga seberapa panjang penantian,
petani yang menjaga pohon itu sejak menggali 
lubang, lalu ia harus patuh pada musimmu, lalu
ia sabar menunggu mekar bunga-bunga kecilmu,
lalu ia girang saat kau mengisi seserat demi seserat
manis dagingmu, setetes demi setetes segar sarimu.


Analisis Puisi:
Puisi "Di Pasar Buah" karya Hasan Aspahani adalah sebuah karya yang menggambarkan buah-buahan dengan gaya dan bahasa yang unik.

Gambarkan Buah-buahan dengan Intensitas: Puisi ini menggambarkan beberapa jenis buah-buahan, seperti anggur, jeruk, pisang, dan mangga, dengan intensitas yang kuat. Penyair menggunakan bahasa yang memungkinkan pembaca untuk merasakan tekstur, rasa, dan pengalaman buah-buahan ini. Sebagai contoh, anggur digambarkan seperti "menggigit merah butir-butir darah," sedangkan pisang "menyisir lapar lidah."

Penggunaan Metafora dan Simile: Puisi ini penuh dengan penggunaan metafora dan simile yang menciptakan gambaran visual dan rasa. Penyair menghubungkan anggur dengan "butir-butir darah" dan "tasbih," menghubungkan jeruk dengan "kepala tangan petinju kecil," dan menghubungkan pisang dengan "selengkung panjang."

Rasa Nostalgia: Puisi ini juga membawa elemen rasa nostalgia. Penyair merindukan kebebasan dan kebahagiaan masa kecil yang diwakili oleh permen, seperti jeruk permen, yang mencair di lidah. Puisi ini merayakan kenangan dan kepolosan masa kanak-kanak.

Pesan tentang Kehidupan: Meskipun puisi ini tampaknya hanya menggambarkan buah-buahan, pesan yang lebih mendalam bisa ditemukan. Penyair menyiratkan bahwa buah-buahan, seperti mangga, juga memiliki cerita dan proses yang panjang sebelum mencapai kedewasaan, menggambarkan kesabaran, kerja keras, dan penantian yang diperlukan dalam kehidupan.

Aliran Kesadaran: Puisi ini memiliki aliran kesadaran yang kuat. Penyair dengan leluasa melompat antara gambaran buah-buahan, kenangan masa kecil, dan pesan yang lebih mendalam tentang kehidupan. Ini menciptakan pengalaman membaca yang unik dan mendalam.

Bahasa yang Kaya: Hasan Aspahani menggunakan bahasa yang kaya dan imajinatif untuk menciptakan gambaran buah-buahan dan suasana hati yang kuat. Kata-kata seperti "mengalir-menjalar-merambat," "melompat-memanjat," dan "kudengar lagu petani" menciptakan ritme yang indah dalam puisi.

Puisi "Di Pasar Buah" adalah sebuah karya yang merayakan keindahan buah-buahan dan menggambarkan kenangan serta pesan yang lebih dalam tentang kehidupan. Penyair dengan indahnya menghadirkan buah-buahan dan perasaan yang terkait dengannya, menciptakan pengalaman membaca yang menarik dan bermakna.

Puisi
Puisi: Di Pasar Buah
Karya: Hasan Aspahani
© Sepenuhnya. All rights reserved.