Puisi: Menggali Bahasa (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Menggali Bahasa" karya Isbedy Stiawan ZS mencerminkan kerumitan dan kebingungan dalam berkomunikasi dengan berbagai bahasa dan budaya.
Menggali Bahasa


menggali bahasa purba. tapi yang kudengar
cuma kawat-kawat, berjuta antena parabola
tertanam di benakku. aku bercakap-cakap dengan paris,
australia, bon, berlin, amerika.
telah kusaksikan ketelanjangan dunia: perempuan-
perempuan yang tersenyum di depan kamera
menawarkan peradaban tubuh!

aku tak paham. ingin kubahasakan dengan apa lagi
segala peradaban? telah kukirim berbagai
bahasa ke login-loginmu, tapi parabola
menggantinya dengan perempuan dan darah
hingga anak-anakku kini bisa tersenyum
saat menyaksikan sebilah clurit di leher
perempian sambil memerkosanya

peradaban macam apa ini? parabola terus saja
dipancangkan di benakku: aku pun membaca london,
denhag, bosnia, rusia
lalu di tempat mana kerinduanku untuk
bersujud dan bertasbih dilabuhkan?

aku telah disesaki percakapan. berjuta parabola
yang digantungkan di benakku makin menyileti
lidahku. aku berkata-kata dengan bahasa london,
paris, amerika, australia, ataupun rusia

aku masih jauh meninggalkan bahasa ibu
kelahiran yang ditebus dengan darah dan cinta.


1995

Analisis Puisi:
Puisi "Menggali Bahasa" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh refleksi tentang peran bahasa dalam kehidupan modern dan bagaimana komunikasi telah berubah seiring dengan kemajuan teknologi.

Bahasa sebagai Medium Komunikasi: Puisi ini menggambarkan bagaimana bahasa adalah alat utama komunikasi, tetapi pada saat yang sama, komunikasi telah melampaui batasan geografis dan budaya melalui teknologi modern. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan berbagai negara dan budaya menjadi penting dalam pemahaman dunia yang semakin terglobalisasi.

Bahasa sebagai Pemisah dan Penghubung: Puisi ini merenungkan peran bahasa sebagai alat pemisah dan penghubung. Bahasa yang berbeda dapat menjadi penghalang, tetapi juga bisa menjadi jembatan untuk memahami budaya dan peradaban yang berbeda.

Ketidakmampuan Bahasa: Penyair merasa terbatas dalam pemahaman bahasa, merasa bahwa ia hanya dapat "menggali" sebagian kecil dari bahasa purba yang sebenarnya. Ini mencerminkan perasaan keterbatasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tepat.

Teknologi sebagai Pengaruh: Puisi ini menggarisbawahi pengaruh teknologi, terutama media dan internet, dalam perubahan cara kita berkomunikasi. Referensi kepada "antena parabola" dan "kamera" mencerminkan bagaimana teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi.

Kehilangan Identitas Bahasa Ibu: Penyair merenungkan bahwa dalam proses berbicara dengan berbagai bahasa dunia, ia telah kehilangan sentuhan dengan bahasa ibunya. Ini adalah dilema yang dihadapi banyak orang dalam masyarakat yang semakin multikultural.

Pertanyaan tentang Peradaban: Penyair bertanya tentang arti dari peradaban saat ia merasa terputus dari bahasa ibu dan ditarik ke dalam dunia yang semakin terhubung dan global. Ia mencari tempat di mana ia dapat merasakan koneksi sejati dan mempertanyakan di mana kerinduannya untuk beragama dapat diwujudkan.

Puisi "Menggali Bahasa" adalah sebuah refleksi mendalam tentang peran bahasa dalam kehidupan modern yang dipengaruhi oleh teknologi dan globalisasi. Penyair mencerminkan kerumitan dan kebingungan dalam berkomunikasi dengan berbagai bahasa dan budaya, sambil merenungkan arti dari peradaban dan identitas pribadi dalam konteks yang semakin terhubung ini. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana bahasa mempengaruhi cara kita memahami dan berinteraksi dengan dunia.

Puisi: Menggali Bahasa
Puisi: Menggali Bahasa
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.