Puisi: Sebelum Ingatan Lebur (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Sebelum Ingatan Lebur" mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga dan menghargai ingatan tentang masa kecil.
Sebelum Ingatan Lebur


sebelum ingatan
tentang masa kecil
lebur dalam mesin-waktu
baiknya tulis di dalam
matamu,
mulutmu,
juga di rambutmu
yang tak lama lagi memutih
sebelum ingatan
melarung
masa kecil yang murung
baiknya jadikan hutan
yang tumbuh
di alismu,
dagumu,
juga dalam kelaminmu
biar jadi rimba
tak lenyap
oleh gempa!


20 April 2005

Analisis Puisi:
Puisi "Sebelum Ingatan Lebur" karya Isbedy Stiawan ZS adalah karya sastra yang penuh dengan metafora dan gambaran yang kuat. Puisi ini menggambarkan pentingnya menjaga dan menghargai ingatan tentang masa kecil serta hubungannya dengan pertumbuhan dan perubahan dalam kehidupan.

Metafora Mesin Waktu dan Ingatan: Puisi ini membuka dengan penggunaan metafora "mesin-waktu" yang menciptakan gambaran tentang bagaimana ingatan tentang masa kecil dapat lebur atau hilang seiring berjalannya waktu. Mesin-waktu menggambarkan perubahan dan pelupaan yang alami dalam ingatan manusia seiring pertumbuhan dan penuaan.

Pentingnya Masa Kecil: Puisi ini menyoroti pentingnya masa kecil sebagai masa yang penuh dengan kepolosan, kekaguman, dan pengalaman pertama. Masa kecil adalah waktu ketika banyak kenangan dan pengalaman pertama terbentuk, dan puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya merawat ingatan tentang masa ini sebelum hilang begitu saja.

Menulis di Dalam Tubuh dan Jiwa: Penyair menyarankan untuk menuliskan ingatan tentang masa kecil di dalam "matamu," "mulutmu," dan "rambutmu." Ini menciptakan gambaran bahwa ingatan itu harus menjadi bagian integral dari diri seseorang. Penggunaan kata "matamu" dan "mulutmu" menggarisbawahi pentingnya melihat dan berbicara tentang kenangan tersebut, sementara "rambutmu" yang akan memutih mengisyaratkan pada proses penuaan yang alami.

Masa Kecil yang Murung dan Hutan dalam Dirimu: Penyair menggunakan kata-kata "masa kecil yang murung" untuk menggambarkan bagaimana ingatan tentang masa kecil bisa melarung atau tenggelam dalam kegelapan emosional. Namun, ia juga menyarankan untuk menjadikan ingatan tersebut sebagai "hutan yang tumbuh" dalam diri seseorang. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana ingatan tentang masa kecil dapat menjadi sumber pertumbuhan, kebijaksanaan, dan kekayaan batin.

Kesinambungan dan Kekuatan Ingatan: Puisi ini mengakhiri dengan penggunaan kata-kata "biar jadi rimba tak lenyap oleh gempa!" Ini menggambarkan harapan bahwa ingatan tentang masa kecil akan tetap hidup dan tidak akan terhapus oleh peristiwa-peristiwa yang menggetarkan seperti "gempa." Ini juga menciptakan gambaran tentang kesinambungan dan kekuatan ingatan dalam membentuk identitas dan kehidupan seseorang.

Dengan bahasa yang kuat dan gambaran yang kaya, puisi "Sebelum Ingatan Lebur" mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga dan menghargai ingatan tentang masa kecil sebagai bagian penting dalam perkembangan diri dan kehidupan seseorang. Puisi ini menggambarkan kompleksitas emosi dan makna yang terkait dengan masa kecil dan perjalanan waktu yang tak terelakkan.

Puisi: Sebelum Ingatan Lebur
Puisi: Sebelum Ingatan Lebur
Karya: Isbedy Stiawan ZS

© Sepenuhnya. All rights reserved.