Puisi Terakhir
puisi terakhir menyudahi segalanya,
lalu kukumpulkan senja demi senja di hatiku,
seperti daun-daun yang jatuh dari ranting.
puisi terakhir menutup daun jendela,
lalu kuburu angin yang nyaris terbang dari kerongkonganku,
seperti kerinduan bunga pada taman-taman
puisi terakhir membuka pagar tanaman lalu
kusudahi langkah dan ucapku di sana,
seperti kau yang lebih dulu berdiam dalam kata !
puisi terakhir menutup senja halaman
tak ada lagi untuknya !
Lampung, Mei 1999
Puisi: Puisi Terakhir
Karya: Isbedy Stiawan ZS