Puisi: Aku Ingin Kau Datang (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi: Aku Ingin Kau Datang Karya: Isbedy Stiawan ZS
 Aku Ingin Kau Datang


HANYA sejenak kau datang kemudian hilang. Tak kutahu ke mana kau pergi. Sebab jejakmu pun tidak bisa kutandai. Kau tak meninggalkan bekas telapak, seperti sekawanan gajah yang mengekalkan langkah dan sisa ladang atau rumah-rumah warga. Kau bagaikan angin, tak memberi tahu warna. Kau layaknya kuda, melesat tanpa meninggalkan ringkik.

Aku cuma mengenang saat kau datang. Berselendang hitam. Saat itu tak ada kematian. Dukacita tiada. Tapi dari balik kacamata hitammu, aku menyergap dukana yang panjang dan abadi. Ada bekas sungai di dekat matamu. Tak kutahu siapa yang menciptakan sungai itu. Dari mana muaranya, ke mana habisnya. Sebab apa tercipta anak sungai yang bertahun-tahun airnya tak kemarau.

Kau anak diselimuti gunung dan dingin. Angin selalu datang tak mengenal waktu. Palawija dan damar dan hutan dan bebukitan adalah warna keringatmu. Warna itu pula ada dalam wajahmu. Begitu indah dan eksotis. Siapa pun akan menyukainya. Ingin memandang palawija, damar, hutan, gunung, dan pepohonan...

Betapa sejuknya. Jika kemudian kau hilang, kota akan panik dan terik. Orang-orang akan menyingkir. Berpayung dalam murung. Sementara waktu kian berkerudung. Bagaikan awan yang hitam.

Aku ingin kau datang: musim yang membawa cerah.


6/9/2011: Jam 15.51

Puisi:  Aku Ingin Kau Datang
Puisi:  Aku Ingin Kau Datang
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.