Puisi: Aku Masuki Kolammu (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Aku Masuki Kolammu" memberikan gambaran simbolis dan metaforis tentang perjalanan hidup, perubahan identitas, dan eksplorasi potensi diri.
Aku Masuki Kolammu


mata ikan itu mengatup
di kaca akuarium
sebelum fajar
hanya sekejap geliat
kemudian terbang
dengan siripnya
dan aku pun berenang
masuki kolammu
bersayap tangan
tapi, jangan
kau keringkan airku
selagi aku jadi ikan...

17 Oktober 2004

Analisis Puisi:
Puisi "Aku Masuki Kolammu" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan gambaran imajinatif dan simbolis yang memperlihatkan perubahan bentuk dan identitas, serta menyiratkan makna mendalam tentang perjalanan hidup.

Judul: "Aku Masuki Kolammu": Judul puisi ini, "Aku Masuki Kolammu," memberikan kesan tentang perpindahan atau penyatuan dengan suatu kolam. Kata "kolam" bisa diartikan sebagai metafora untuk suatu tempat atau keadaan tertentu dalam hidup.

Imaji Mata Ikan di Kaca Aquarium: Baris pertama membuka dengan gambaran mata ikan yang mengatup di kaca akuarium sebelum fajar. Imaji ini menciptakan suasana misterius dan penuh tanda tanya. Mata ikan yang atup di kaca aquarium bisa diartikan sebagai keterbatasan pandangan atau pemahaman yang terjadi sebelum terbitnya cahaya fajar, simbolis terhadap ketidakjelasan atau ketidakmengertian.

Geliat Ikan dan Terbang dengan Siripnya: Mata ikan yang mengatup kemudian mengalami geliat dan terbang dengan siripnya. Ini menggambarkan suatu perubahan atau transformasi yang mengagumkan. Ikan yang awalnya terbatas di dalam kaca aquarium, sekarang memiliki kebebasan untuk terbang. Sirip yang digunakan untuk berenang menjadi sarana terbang, menciptakan citra kebebasan dan eksplorasi.

Berenang Masuki Kolam dengan Bersayap Tangan: Kemudian, narasi berlanjut dengan "aku pun berenang, masuki kolammu, bersayap tangan." Kata-kata ini menunjukkan perubahan bentuk dan identitas. Aku yang semula ikan, kini berenang dan memasuki kolam dengan bersayap tangan. Ini menghadirkan konsep perubahan dan evolusi, serta kemampuan untuk mencapai kebebasan baru.

Jangan Kau Keringkan Airku Selagi Aku Jadi Ikan: Baris terakhir, "tapi, jangan kau keringkan airku selagi aku jadi ikan..." memberikan sentuhan ironi. Permintaan untuk tidak mengeringkan air selama masih menjadi ikan bisa diartikan sebagai peringatan agar tidak mengakhiri perjalanan atau transformasi. Ikan masih ingin tetap eksis dan berkembang dalam lingkungan yang mendukungnya.

Simbolisme Air, Ikan, dan Kolam: Air dalam puisi ini dapat disimbolkan sebagai kehidupan, sementara ikan mencerminkan individu yang mengalami perubahan dan pertumbuhan. Kolam menjadi lambang perjalanan hidup yang penuh dengan kesempatan dan potensi.

Puisi "Aku Masuki Kolammu" memberikan gambaran simbolis dan metaforis tentang perjalanan hidup, perubahan identitas, dan eksplorasi potensi diri. Isbedy Stiawan ZS melibatkan pembaca dalam dunia imajinatif di mana perubahan bukanlah sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai suatu evolusi yang penuh kebebasan dan harapan.

Puisi
Puisi: Aku Masuki Kolammu
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.