Bukit Jagal
sampai di leher bukit. matahari terasa menggigit,
tapi kakiku yang makin letih tak juga mau memilih
aku belum ingin berhenti sebelum waktu
benar-benar mati. apalagi aku sudah jauh
membelakangi rumah. - juga dirimu? -
cuaca makin berselimut
penuh oleh kabut
dan tanah bercincau
mungkin sesaat lagi mautkah memagut?
ini leher bukit, sangat terjal
seperti batu-batu yang terjungkal
sebelum kupanggul mencapaimu
yang kubaca di dalam kisah-kisah
ini leher bukit, sangat terjal
tempatku terakhir untuk kaujagal!
duh, Bapak
bagaimanapun aku ini anakmu
2005
Puisi: Bukit Jagal
Karya: Isbedy Stiawan ZS