Jelang Magrib
di tikung ini waktu
jalan kembali mendaki mendaki
batu-batu tajam jadi pisau
di setiap wajah kakiku
: aku mesti apa? kembali turun
rasanya aku bukan
si pelontar batu
di tepi bukit
- yang selalu sia-sia -
dan ada yang datang
berwajah benderang
Ramadhan 1431 H
Puisi: Jelang Magrib
Karya: Isbedy Stiawan ZS