Puisi: Malam dan Hujan (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Malam dan Hujan" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan gambaran yang kuat tentang alam dan perasaan manusia, serta kompleksitas hubungan ...
Malam dan Hujan

(1)
malam berlabuh di dermaga, menumpahkan laut ke pantai
seperti nelayan memikul ikan ke pelelangan atau ijon
ketika dekat petang dan bulan rembang

sudah meliwati separuh usia dari kelahiran dan kematian
malam pun sudah kian beruban, di dekat matamu bulan jadi api
membakar halaman riang yang dulu dijaga sebagai taman

(2)
dan malam mengingsut sangat pelan
hujan menyianginya jadi lara

jangan kaulupa
pada peraduan yang selalu lara

(3)
di alis matamu, kekasih
sebaris hujan menulis malam

aku membacanya terbata-bata
seperti anakanak mengeja kitab lama

dan sangat tua

(4)
malam dan hujan
hanya tempias
dari umurmu

semakin tipis
serupa kulit ari-ari.

31 Desember 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Malam dan Hujan" karya Isbedy Stiawan ZS merupakan karya yang sarat dengan gambaran alam, perasaan, dan metafora yang mendalam.

Gambaran Alam yang Kuat: Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang alam, khususnya malam dan hujan, sebagai simbol-simbol yang menggambarkan perubahan dan perjalanan waktu. Malam digambarkan sebagai waktu yang berubah, melalui metafora "menguban" dan "menguban" seperti bulan yang menjadi tua dan api yang membakar halaman riang.

Hujan sebagai Penyembuh dan Penyiksa: Hujan digambarkan sebagai elemen yang memiliki kekuatan penyembuhan dan penyiksaan. Meskipun hujan dapat membawa kesegaran dan kehidupan, ia juga bisa menjadi "lara" atau penderitaan, mencerminkan kompleksitas emosi manusia yang bisa membawa kedamaian dan kesedihan secara bersamaan.

Pertemuan Malam dan Hujan: Penyair menyajikan pertemuan antara malam dan hujan sebagai simbol peraduan yang selalu melahirkan lara. Ini mencerminkan pengalaman manusia dalam menghadapi perasaan yang sulit dan menyakitkan, yang seringkali terjadi di malam hari saat pikiran menjadi gelap dan hujan turun.

Metafora Mata Kekasih: Penggunaan metafora "sebaris hujan menulis malam" di alis mata kekasih adalah cara yang sangat kuat untuk mengekspresikan keindahan dan kedalaman hubungan antara dua orang. Mata kekasih menjadi simbol kedalaman emosi dan hubungan yang mempengaruhi penyair dengan cara yang mendalam.

Tipisnya Umur dan Kelemahan Manusia: Puisi ini menyoroti kerapuhan dan kelemahan manusia dengan menggambarkan malam dan hujan sebagai "tempias dari umurmu" yang semakin tipis seperti kulit ari-ari. Ini mengingatkan pembaca akan sifat sementara kehidupan dan betapa rentannya manusia terhadap perubahan dan waktu.

Melalui puisi "Malam dan Hujan", Isbedy Stiawan ZS menghadirkan gambaran yang kuat tentang alam dan perasaan manusia, serta kompleksitas hubungan antara keduanya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan, perubahan, dan hubungan dalam konteks alam semesta yang luas.

Puisi
Puisi: Malam dan Hujan
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.