Massage
singgah. kau tak ada dan rumahmu masih terkunci. lampu-lampu belum dimatikan,
dan jalan menuju pintumu penuh tanah dari sepasang sepatu. tak ada lagi pembantu
bahkan tukang cuci beberapa hari telah absen. “aku menginap di rumah teman.
bersama teman-teman,” tulismu di depan pintu.
temanmu banyak. rumah mana yang kauinapi? tak ada sinar untuk membuka tabir
kau tertidur. di kamar temanmu. “aku sakit, kau mau memijit?” harapmu. lalu
dengan senang hati kaupun dipijit. dimulai telapak kaki, pindah ke pundak dan kepalamu,
tak lupa kedua tanganmu. “tapi yang ini masih nyeri,” ujarmu menunjuk kedua betis
dan pahamu.
sejak itu kau ingin sekali dipijit. temanmu sangat ahli.
2007/2008
Puisi: Massage
Karya: Isbedy Stiawan ZS